HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Golkar mengungkapkan alasan mengapa Airlangga Hartarto mengundurkan diri secara mendadak dari kursi Ketua Umum.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Erwin Aksa menjelaskan, dari hasil pembicaraan sebelum pengumuman, Airlangga memutuskan untuk fokus menyelesaikan tugas-tugas di kabinet Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin yang tinggal beberapa bulan lagi.
“Ya beberapa hal ya, Pak Airlangga sedang konsentrasi dalam kabinet,” kata Erwin Aksa dalam pernyataanya yang dikutip Holopis.com, Minggu (11/8).
Bahkan, Erwin Aksa mengklaim bahwa Airlangga Hartarto masih sempat melempar senyum saat pembahasan rencana pengunduran dirinya.
“Nggak apa-apa (suasananya), beliau tetap santai seperti biasa tetap ketawa-ketawa ya,” ujarnya.
Alasan lainnya kemudian menurut Erwin Aksa, Airlangga menginginkan adanya regenerasi Ketum Golkar diisi oleh kader yang lebih muda.
“Jadi beliau menyampaikan bahwa jabatan itu adalah titipan. Jadi ya, tentunya beliau tidak selamanya menjadi Ketua Golkar juga kan,” ungkapnya.
“Dan yang tentunya tadi statement beliau memberikan kesempatan pada yang muda ya untuk berkarier,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Erwin Aksa memastikan bahwa Partai Golkar akan menggelar rapat pleno dalam beberapa hari mendatang untuk menentukan pengganti sementara Airlangga.
“Ditentukan plenonya hari Selasa, Selasa depan. Nanti di situ baru ada penentuan Plt dan tanggal Munas. Itu hadir pengurus pleno itu ketua pengurus pleno, ada wakil sekjen, ada wakil bendahara,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Airlangga Hartarto secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Pengunduran diri Airlangga Hartarto itu pun disampaikan melalui rekaman video yang beredar luas di kalangan wartawan.
“Dengan mengucapkan bismillahirahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Golkar,” ucap Airlangga dalam video tersebut, Minggu (11/8).
Airlangga sebatas menyebut, pengunduran dirinya tersebut sebagai upaya menjaga keutuhan partai menjelang pergantian pemerintahan.
“Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” terangnya.
