HOLOPIS.COM, JAKARTA – PDIP menegaskan bahwa mereka menolak permintaan maaf Presiden Jokowi yang disampaikan saat acara Zikir dan Doa Kebangsaan.

Politisi PDIP Chico Hakim menganggap, permintaan maaf Presiden Jokowi sudah terlambat sehingga mereka ogah untuk menerimanya.

“Kami tidak merasa ini sesuatu yang perlu dihiraukan terlalu serius atau terlalu jauh karena semuanya sudah cukup terlambat,” kata Chico Hakim dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (2/8).

Chico bahkan menuding Jokowi telah menyebabkan kerusakan akibat manuver politik yang telah dilakukannya selama ini.

“Itu kerusakan-kerusakan di bidang demokrasi dan juga hubungan baik silaturahmi sosial di antara masyarakat yang kita rasakan ada keterpecahan, ada pecah belah di situ, polarisasi, politisasi agama, dan juga berbagai macam hal lain,” jelasnya.

Chico kemudian mengungkit masalah pencalonan Gibran Rakabuming yang dianggap sebagai pembegalan konstitusi.

“Kalau di bidang demokrasi tentu kita tahu ada pembegalan konstitusi kita hanya untuk loloskan putra sulungnya, dan baru-baru ini dilakukan lagi untuk meloloskan putra bungsunya sebagai kandidat politik,” ucapnya.

Sebagai presiden yang sudah diusung sebanyak dua periode, Chico menuduh bahwa Jokowi sudah ingkar janji semenjak menjabat di 2014.

“Banyak sekali hal yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan yang bersangkutan ketika berkampanye di pemilihan pertamanya sebagai presiden. Dan justru banyak yang terjadi kebalikannya,” klaimnya.

Terkait IKN yang dianggap sebagai glorifikasi berlebihan, Chico pun menganggap Jokowi terlalu memaksakan.

“Hari-hari ini juga kita dipertontonkan oleh glorifikasi pribadi untuk memberikan ‘kemuliaan’ sebagai pencetus IKN dan memaksakan perayaan 17 Agustus di Ibu Kota Negara yang sebetulnya belum siap dan dipaksakan persiapannya, tentu dengan memakan biaya, dengan mengundang banyak sosok-sosok yang sesungguhnya tidak perlu, seperti influencer, relawan, yang transportasinya saja memakan biaya puluhan miliar,” tuturnya.

Atas dasar itu lah, Chico berharap Oktober 2024 segera hadir. Sehingga, menurutnya, PDIP bisa menatap Pemerintahan yang baru.

“Kami hanya berharap Oktober tidak terasa begitu lama, sehingga ada Pemerintahan baru yang, semoga, akan hadir untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi,” tuntasnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan permohonan maafnya kepada seluruh bangsa Indonesia atas semua kesalahan dan kekhilafan selama memimpin Indonesia.

Ucapan permohonan maaf ini disampaikan Jokowi sekaligus mengatasnamakan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, di mana keduanya akan mengakhiri masa kepemimpinan nasional mereka selama satu periode terakhir di bulan November 2024.

“Di acara dzikir dan doa kebangsaan ini, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Prof KH Ma’ruf Amin ingin memohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama menjalankan amanah sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,” kata Jokowi.