HOLOPIS.COM, JAKARTA – Densus 88 ikut memberikan pembekalan terhadap para calon pekerja migran Indonesia (PMI) di Ciracas, Jakarta Timur. Program tersebut merupakan implmenetasi kerja sama antara Densus 88 Polri dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dalam Sosialisasi dan Pembinaan Wawasan Kebangsaan.
“Sosialisasi pencegahan Radikalisme dan vaksinasi ideologis diberikan untuk menumbuhkan daya tangkal dan ketahanan ideologi para calon PMI sebelum diberangkatkan ke negara tujuan,” kata anggota Subdit Kontra Ideologi Direktorat Cegah Densus 88, Iptu Rudiana Bachrie di Aula Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) DKI Jakarta, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (18/6/2025) seperti dikutip Holopis.com.
Pembekalan wawasan kebangsaan ini diikuti 302 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) berlangsung selama 3 (tiga) hari, yakni pada tanggal 16 – 18 Juni 2025.
BACA JUGA
- Pembubaran JI Bakal Jadi Bahan Akademik di UIN Salatiga
- Densus 88 Gelar Kelas Kontranarasi di UIN Salatiga
- Pembubaran Jamaah Islamiyah Inisiatif Sendiri Bukan Tekanan Jadi Titik Balik Gerakan Radikalisme
- Densus 88 Harap Fenomena Pembubaran Jemaah Islamiyah Jadi Kajian Mendalam di Lingkungan Kampus
- Radikalisme Ancam Generasi Muda, UMK Kupang Gaungkan Moderasi dan Toleransi
Para peserta terdiri dari calon PMI untuk tujuan Taiwan sebanyak 134 orang, PMI untuk tujuan Singapura sebanyak 31 orang, serta PMI tujuan Malaysia, Hongkong, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Slovakia, Kuwait, Turki, Brunei, sebanyak 137 orang.
Ia mengatakan bahwa pembekalan ini penting agar para calon PMI memiliki pemahaman tentang ideologi radikal, intoleran, dan ekstrem berbasis sentimen keagamaan (IRET), sehingga para Tenaga Kerja Indonesia itu pun memiliki kemampuan untuk melakukan saring gerakan yang bisa saja menyasar kepada mereka.
“Agar para calon PMI mampu mengenali pola-pola perekrutan dan metode infiltrasi jaringan radikal, baik di lingkungan sosial maupun media digital,” tuturnya.
Lebih lanjut, Iptu Rudiana pun mengatakan bahwa kegiatan ini juga memberikan penekanan pada pentingnya pemahaman terhadap 4 (empat) konsensus kebangsaan, yakni ; Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Keempat konsensus tersebut menjadi benteng utama dalam pencegahan terhadap infasi paham-paham yang bertentangan dengan jati diri bangsa.
Output dari kegiatan ini adalah, bagaimana para pekerja migran tersebut mampu menjadi agen pencegahan radikalisme di negara penempatan masing-masing.
“Para peserta menyatakan kesiapan mereka untuk menjadi Duta Pencegahan Radikalisme di lingkungan masing-masing,” tegas Iptu Rudiana.
