HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari dunia ufologi. Mark Zuckerberg, pendiri Facebook dan CEO Meta, dituding mengetahui dan menyembunyikan bukti keberadaan makhluk cerdas dari luar angkasa. Tuduhan ini dilontarkan oleh Mark Christopher Lee, seorang pembuat film dokumenter dan pakar UFO asal Inggris.
Lee mengklaim menerima informasi dari seorang profesor universitas bahwa program Breakthrough Listen—proyek pencarian sinyal alien terbesar di dunia yang didukung Zuckerberg sebenarnya telah menemukan sinyal cerdas dari luar Bumi.
“Rupanya program Breakthrough Listen milik Mark Zuckerberg telah menemukan sinyal cerdas dan memanfaatkannya,” kata Lee, dikutip Holopis.com dari Daily Star, Senin (19/5).
BACA JUGA
Ia menyebut sumbernya “100% yakin” akan keberadaan bukti tersebut, namun Zuckerberg dan timnya menyimpannya karena takut masyarakat belum siap menghadapi kenyataan besar ini.
Ada kekhawatiran bahwa pengungkapan kehidupan alien bisa menimbulkan kekacauan global dan mengguncang sistem kepercayaan manusia.
Tak hanya itu, Lee bahkan menyeret Vatikan ke dalam klaim kontroversialnya. Ia menyatakan bahwa pihak Gereja Katolik, bahkan disebutkan nama Paus Leo XIV (informasi ini perlu diverifikasi lebih lanjut dari sumber independen karena Paus yang relevan dengan era modern adalah Paus Fransiskus), siap menerima keberadaan alien dan memberkati makhluk luar angkasa tersebut.
“Seorang Monsinyur mengatakan bahwa ia akan memberikan misa dan memberkati kehidupan alien karena itu di bawah yurisdiksi Tuhan,” ujar Lee.
Breakthrough Listen, proyek yang disebut dalam klaim tersebut, merupakan misi astronomi ambisius untuk memantau jutaan bintang dan galaksi guna mencari sinyal dari peradaban cerdas. Dengan teknologi radio paling canggih, proyek ini mampu mendeteksi sinyal seperti radar pesawat dari 1.000 bintang terdekat, bahkan laser 100 watt dari jarak 25 triliun mil.
Hingga saat ini, Zuckerberg belum memberikan tanggapan resmi. Pihak Breakthrough Listen juga belum merilis pernyataan resmi terkait tuduhan ini. Namun satu hal pasti, klaim ini kembali memanaskan perdebatan tentang kemungkinan kita tidak sendirian di alam semesta.
