HOLOPIS.COM, JABAR – Angin kencang dan puting beliung yang melanda Kabupaten Sumedang dan Bandung pada Rabu (21/2) ternyata merusak hingga ratusan rumah warga.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, dari data yang didapatkan, dampak kerusakan rumah di Kabupaten Bandung lebih besar dibandingkan di Sumedang.

“Setidaknya dari data yang ada jumlah rumah rusak 493 unit. Kerusakan rumah warga yang terjadi pada tingkat rusak ringan hingga berat,” kata Abdul dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (23/2).

Rincian rumah rusak di wilayah Kabupaten Bandung, yaitu rumah rusak ringan sebanyak 223 unit, rusak sedang 119 dan rusak berat 151. Selain rumah, tercatat 18 bangunan pabrik dan toko terdampak angin kencang.

Untuk dampak korban jiwa, Abdul mengungkapkan bahwa ada 422 KK atau 1.359 jiwa terdampak. Korban luka-luka mencapai 21 jiwa.

“Tidak ada korban meninggal dunia akibat peristiwa tersebut,” tegasnya.

Kerusakan di Kabupaten Sumedang sebanyak 10 unit dengan tingkat kerusakan sedang. Di sisi lain, bangunan pabrik terdampak sebanyak 13 unit.

“Warga terdampak di kabupaten ini sebanyak 412 KK, korban luka-luka 12 jiwa dan mengungsi 21 KK atau 74 jiwa,” jelasnya.

Sementara itu, Batalyon 330 dan Kementerian Sosial mendirikan tenda untuk warga yang mengungsi sementara, yaitu mereka yang berasal dari Kampung Situbuntu, Desa Mangun Arga, Kecamatan Cimanggung. Warga juga mengevakuasi ke musola setempat.

Petugas gabungan juga masih melakukan upaya pembersihan puing bangunan dan pohon tumbang. Pembersihan dibantu personel Basarnas, TNI, Polri, aparat desa dan kecamatan serta warga.

Selain pembersihan di lokasi terdampak, para personel juga melakukan pendataan serta asesmen kebutuhan terhadap situasi terkini pascabencana.

Sementara itu, BPBD Provinsi Jawa Barat telah berkoordinasi dengan wilayah terdampak. Personel BPBD provinsi turut membantu BPBD kabupaten untuk melakukan asesmen di lapangan.

Pihaknya juga memberikan bantuan terpal yang digunakan untuk menutup atap secara darurat.