HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengakui banyaknya warga yang tinggal di radius bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Oleh karena itu, Suharyanto mengimbau kepada pemerintah daerah dan juga masyarakat agar mau lakukan relokasi, agar bencana yang sama tidak terulang lagi, karena keselamatan rakyat adalah yang utama.
“2.734 kepala keluarga (terdampak) dipindah, daripada kita ambil risiko. Tidak menimpa kita tapi anak cucu kita (bisa terdampak),” kata Suharyanto pada Selasa (5/11).
Relokasi ini sangat penting dan menjadi salah satu langkah mitigasi jangka panjang. Sebagian wargapun menyetujui relokasi khususnya warga yang tingal di radius 7 km dari puncak Gunung Lewetobi Laki-Laki.
“Gunung tidak bisa dipindah jadi kita (masyarakat) yang harus pindah ke tempat aman. Mudah-mudahan kita bekerja sama yang baik, relokasi disiapkan dan tanggungjawab pemerintah dan relokasi mandiri juga boleh, pemerintah yang bangunkan rumahnya,” tukasnya.
Suharyanto kemudian berpesan kepada para masyarakat dan juga perangkat daerah setempat untuk tetap waspada dan bersiaga, mengingat status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada di Level IV (AWAS).
Pada akhir dialog, Kepala BNPB secara langsung memberikan bantuan secata simbolis kepada beberapa warga sebagai bentuk kepedulian pemerintah pusat atas warganya yang terdampak bencana.
Melihat status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih dalam kondisi Awas, pemerintah tak bosan mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah untuk selalu mentaati arahan dan petunjuk yang dikekeluarkan oleh pihak berwenang dalam hal ini BNPB, BPBD, PVMBG dan lembaga yang menangani kegunungapian lainnya.
Selain itu tidak diperbolehkan lagi adanya aktivitas baik itu untuk masyarakat maupun wisatawan dengan cakupan 7 km dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Selanjutnya agar mewaspadai adanya potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-Laki ketika hujan deras melanda kawasan puncak gunung tersebut, khususnya di daerah Dulipali, Padang Pasir dan Nobo. Meskipun di hilir tidak terjadi hujan, banjir lahar hujan dapat terjadi.