HOLOPIS.COM, JATENG – Kebakaran hutan dan lahan melanda di Gunung Sumbing di jalur pendakian Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Sapuran dan Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, akibat kebakaran setidaknya ada belasan para pendaki yang harus dievakuasi.

“Sebanyak 69 pendaki Gunung Sumbing dievakuasi oleh tim gabungan setelah terjadi kebakaran hutan dan lahan. Keseluruhan para pendaki itu tersebar di tiga base camp (BC) pendakian yang meliputi BC Butuh 25 orang, BC Lamuk 7 orang dan BC Stikpala 37 orang,” kata Abdul dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (3/9).

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kabupaten Wonosobo, Bambang Tri P menjelaskan bahwa kebakaran tersebut memang rentan terjadi karena faktor cuaca. Oleh sebab itu, Bambang menghimbau kepada seluruh masyarakat maupun tim petugas base camp agar lebih waspada dan segera melapor apabila menemukan titik api.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat yang tinggal di lereng gunung dan para base camp untuk waspada dan hati-hati mengingat cuaca seperti yang sekarang ini, kemarau panjang sangat rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Bambang.

Masyarakat khususnya bagi para pendaki gunung pun diminta agar apabila telah menggunakan api untuk kebutuhan pendakian dapat memadamkan dan memastikan bahwa api sudah benar-benar padam sebelum meninggalkan lokasi.

Aparat keamanan pun akan berkolaborasi dengan Brimob Polda Jateng, BPBD Kabupaten Wonosobo dan relawan PB Wonosobo untuk menyisir lokasi khususnya jalur pendakian dengan fokus utama mengevakuasi para pendaki.

Di samping itu, pemadaman sekaligus kaji cepat juga diupayakan guna mencegah agar api tidak meluas. Adapun upaya pemadaman karhutla tersebut cukup menantang, sebab titik api diperkirakan berada pada ketinggian antara 2.500 hingga 2.900 mdpl dan diduga dari arah jalur pendakian via Banyumudal.

“Selain itu lokasi titik api masih belum diketahui secara pasti karena terhalang kabut yang mulai turun,” imbuhnya.

Berdasarkan laporan visual dari lokasi permukiman warga, api terlihat menyala dan mengeluarkan kepulan asap putih tertiup angin. Namun dipastikan bahwa jaraknya jauh dari perkampungan penduduk, sehingga kecil kemungkinan dapat menyambar hingga rumah-rumah warga.

Kabar terkini setidaknya erpantau ada 30 titik api yang berada di lereng Gunung Sumbing. Upaya pemadaman akan terus dilanjutkan menggunakan cara manual, mengingat medan yang tidak mungkin dilalui kendaraan taktis pemadam kebakaran.

Di sisi lain, demi alasan keselamatan, keamanan dan kebutuhan pemadaman, pihak Perhutani secara resmi menutup sementara jalur pendakian di seluruh kawasan Gunung Sumbing. Penutupan itu dilakukan mulai tanggal 1 September 2023 hingga waktu yang belum dapat ditentukan.