HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gerak – gerik Jokowi saat PDIP deklarasi Ganjar Pranowo jadi Capres (Calon Presiden), mulai dari pilihan pakaian yang dipakai hingga adanya perubahan nada bicara. Jadi sorotan Pakar gestur Handoko Gani.
Handoko mengatakan, saat berangkat dari kediamannya di Solo Jokowi mengenakan baju yang identik dengan warna PDIP yakni merah. Namun, saat di acara deklarasi ia mengenakan batik dengan simbol yang kuat.
“Sepanjang yang saya tahu, Pak Jokowi saat meninggalkan rumahnya di Solo itu menggunakan baju merah, yang identik sekali dengan warna PDIP,” kata Handoko kepada wartawan yang dikutip Holopis.com, Minggu (23/4).
“Sementara yang kita lihat Pak Jokowi ganti menggunakan batik, batik yang simbolnya sangat kuat, memiliki pesan yang cukup kuat, artinya ini menjadi suatu pertanyaan, apakah keberangkatan Pak Jokowi dari Solo yang mendadak tersebut, kalau ini benar, mengganti pakaiannya, berarti ada sesuatu yang terjadi,” sambungnya.
Handoko juga berikan analis sejumlah pesan yang ingin disampaikan Jokowi dengan batik yang dipakainya. Menurutnya, simbol yang tergambar dari batik itu menunjukkan sebuah kekuatan.
“Dan yang menarik adalah mengapa tidak menggunakan baju partai atau yang warnanya identik dengan partai? Tapi menggunakan batik. Pesan apa yang mau disampaikan?,” ujarnya.
“Ini akhirnya menjadi beberapa kemungkinan: Apakah ingin menyampaikan pesan bahwa dia pun powerful? Apakah ingin memberikan pesan beliau tidak seberapa setuju dengan keputusannya partai. Saya menilai ada kemungkinan Pak Jokowi tidak seberapa senang dengan keputusan partai tetapi harus mengambil keputusan,” jelasnya.
Tidak hanya baju, Handoko juga menganalisis nada bicara Jokowi saat itu. Ada tiga hal jadi sorotannya yang disebutnya merupakan pesan yang sangat kuat memberi kesan bahwa ada sesuatu di balik layar deklarasi Ganjar.
“Satu, ketika mengatakan ‘baru saja mengumumkan bakal calon presiden’ itu ada jeda. Dua, waktu menyampaikan, menyebutkan nama Ganjar Pranowo ada jeda. Tiga, ketika menyampaikan kriteria seorang bakal calon presiden, yaitu seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat itu nada suaranya berubah,”
Handoko menyatakan Jokowi tak terlalu menyukai keputusan yang telah diambil PDIP, meski punya andil terhadap keputusan tersebut.
“Keputusan yang diambil adalah ada andil dari Pak Presiden Jokowi, kemudian bahwa tidak sepenuhnya beliau menyukai keputusan yang sudah diambil, tapi itu yang terbaik saat ini,” pungkasnya.