HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kisruh antara Jorge Martin dan Aprilia Racing terus memanas di tengah musim MotoGP 2025. Setelah sempat dihantam cedera parah di awal musim dan harus absen di sebagian besar seri, kini masa depan sang Juara Dunia justru makin penuh teka-teki. Apakah Martin akan tetap bersama Aprilia? Atau justru pindah ke pabrikan lain, bahkan mungkin ke Honda?
Kepastian itu mulai goyah sejak akhir Mei lalu, saat Martin secara terbuka mengumumkan telah mengaktifkan klausul pemutusan kontrak dengan Aprilia, efektif di akhir musim 2025. Namun, pihak Aprilia justru menyatakan sebaliknya: kontrak Martin masih sah hingga akhir 2026.
Dalam lanjutan drama ini, manajer Jorge Martin, Albert Valera, menyatakan tegas bahwa pembalapnya “bebas untuk tahun 2026.” ujarnya seperti dikutip Holopis.com dari laman MotoGP, Senin (30/6).
BACA JUGA
- Pilih Motor Listrik atau Bensin? Harga Honda CUV e Cuma Selisih Rp 300 Ribu dari BeAT
- MotoGP Go Green! Semua Kategori Kini Wajib Gunakan Bahan Bakar Non-Fosil!
- Harga Honda CUV e: Turun Gila-Gilaan! Diskon Rp 35 Juta, Sekarang Setara Honda BeAT!
- Lelang Gila MotoGP! Helm Rider Ludes, Rp1,2 Miliar Terkumpul untuk Amal!
- Chantra absen di MotoGP Jerman 2025 Akibat Cedera Saat Latihan, Tim Belum Tunjuk Pengganti
“Kami hanya mengikuti klausul yang tertulis dalam kontrak. Jorge telah melaksanakannya. Artinya, ia bebas bicara dengan pabrikan lain,” sambungnya.
Nama Honda pun langsung dikaitkan dengan sang pembalap #1. Namun pihak Honda melalui Team Manager Alberto Puig, mengaku masih dalam tahap observasi. “Martin adalah opsi, tetapi kami belum melakukan tindakan apa pun karena kami belum memeriksa situasinya,” ungkap Puig di sela-sela MotoGP Belanda. “Kami tidak terburu-buru, karena ini adalah masalah antara Aprilia dan Martin.”
Sementara itu, CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, menegaskan bahwa seorang pembalap hanya bisa pindah ke tim baru jika tidak ada sengketa kontrak. “Komite Seleksi tidak bisa menerima nominasi pembalap yang masih terikat kontrak, kecuali semua pihak setuju,” tegasnya.
Menanggapi semua ini, CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, justru bersikap keras. Ia menolak klaim kebebasan kontrak dari Martin dan menyebut dua opsi terakhir yakni damai atau pengadilan. “Bagi kami, Jorge masih terikat kontrak. Kalau tidak ada kesepakatan, ya kita bawa ke jalur hukum,” tandas Rivola tegas.
Kini sorotan dunia MotoGP tertuju pada langkah Jorge Martin selanjutnya. Apakah ia berhasil melepaskan diri dari kontrak Aprilia dan membuka jalan menuju pabrikan baru? Ataukah ia justru harus menghadapi pertempuran hukum panjang yang bisa mengancam kariernya?
Satu hal pasti drama transfer pembalap paling panas musim ini baru saja dimulai.
