HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setelah menjalani beberapa akhir pekan yang penuh kekecewaan, Francesco “Pecco” Bagnaia akhirnya kembali menunjukkan performa terbaiknya di Grand Prix Aragon.
Sang juara bertahan MotoGP tak hanya merebut podium ketiga, tetapi juga mengirim pesan kuat bahwa dia belum habis! Rahasianya? Perubahan kecil namun signifikan pada cakram rem motornya.
Dalam balapan akhir pekan lalu, Pecco tampil jauh lebih percaya diri, mengendarai Desmosedici GP25 dengan stabilitas dan agresivitas yang selama ini hilang. Ia mengaku bahwa keputusan tim untuk mencoba cakram rem baru menjadi titik balik besar.
BACA JUGA
- Akhirnya Balapan Lagi! Jorge Martin Target Tampil di Brno Usai Absen 3 Bulan
- Operasi Sukses, Tapi Somkiat Chantra Harus Absen Dua Seri MotoGP
- Sachsenring Moments: Pertarungan Legendaris Rossi, Marquez, hingga Lorenzo
- Jorge Martin Siap Tempur Lagi! Tes Privat Aprilia Digelar di Misano
- Duel Panas di Sachsenring! Ini Prediksi dan Fakta Menarik MotoGP Jerman 2025
“Kami baru saja mengganti cakram. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah kami lakukan sebelumnya. Biasanya kami selalu pakai yang sama. Tapi ternyata ini langkah besar yang membantu saya dalam pengereman,” ungkap Pecco seusai balapan.
Menurutnya, perubahan kecil itu membuatnya lebih mampu mengontrol kecepatan di tikungan, memperbaiki titik pengereman, dan pada akhirnya mengubah seluruh dinamika balapnya. Hal ini juga membantu mengatasi masalah overbraking dan kurangnya rasa percaya diri dalam duel dengan rider lain.
Dari Frustrasi ke Kebangkitan
Sebelum GP Aragon, performa Pecco terbilang mengecewakan. Ia gagal tampil maksimal dalam dua seri sebelumnya dan kehilangan poin penting dalam perebutan gelar. Bahkan, finis ketiga di Jerez pada awal musim justru membuatnya frustasi saat itu.
Namun di Aragon, meski “hanya” podium ketiga, Pecco mengaku puas dan menyebut hasil ini jauh lebih berarti daripada kemenangan yang pernah diraihnya.
“Saya lebih senang dengan posisi ketiga ini daripada hasil lain di masa lalu. Kami kehilangan poin, tapi kami mendapatkan sesuatu yang lebih penting: kepercayaan diri.”
Pecco juga menyoroti betapa pentingnya hasil ini bagi moral tim Ducati Lenovo, yang sempat goyah akibat hasil buruk. Ia menyebut hasil di Aragon sebagai restart psikologis, dan kini mengincar performa lebih baik di Mugello, sirkuit yang sangat cocok dengan gaya balapnya.
Fokus ke Mugello: Target Menang!
Dengan rasa percaya diri yang pulih, Pecco kini mengalihkan fokusnya ke GP Italia di Mugello (20–22 Juni) trek rumahnya yang selalu menyulut motivasi ekstra.
“Saya hanya ingin tiba di sana dan setidaknya berjuang untuk kemenangan. Tidak seperti di sini, saya finis podium tapi tak punya peluang menang. Di Mugello, saya ingin peluang itu kembali.”
Dukungan Teknologi dan Strategi Tim Ducati
Keputusan Ducati untuk mengutak-atik bagian teknis motor, meski terkesan kecil, membuktikan betapa pentingnya kerja sama teknis dan kejelian analisis dalam kompetisi MotoGP yang sangat kompetitif. Tim tak ragu untuk keluar dari kebiasaan lama, dan hasilnya langsung terasa.
Dengan perubahan ini, bukan tidak mungkin Pecco kembali menjadi penantang serius gelar dunia. Konsistensi adalah kunci, dan jika performa di Aragon bisa dilanjutkan, maka sang juara bertahan bisa kembali ke jalur juara.
