HOLOPIS.COM, JAKARTA – Serangan Israel di dekat dua titik distribusi bantuan di Jalur Gaza menyebabkan sejumlah korban meninggal dunia dan ratusan korban luka-luka.
Dalam serangan pada Sabtu (7/6), pejabat kesehatan dan saksi mata menjelaskan bahwa sedikitnya lima warga Palestina tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka akibat tembakan senjata api Israel.
Insiden penembakan terjadi sekitar pukul 06.00 waktu setempat atau sekitar pukul 10.00 WIB saat kerumunan besar warga berkumpul di dekat sebuah pusat distribusi makanan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF) di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan.
BACA JUGA
- Benjamin Netanyahu : Israel Siap Gencatan Senjata Asal Hamas Mau Turuti Ini…..
- Hamas Setuju Bebaskan 10 Sandera dalam Perundingan Damai Gaza
- Israel Terus Serang Lebanon, Kali Ini Dekat Kota Tripoli
- Israel Ajukan Proposal Penarikan Pasukan Baru dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza
- Trump dan Netanyahu Ketemuan Lagi, Bahas Gencatan Senjata Gaza yang Tak Juga Usai
Pusat distribusi bantuan GHF tersebut, yang didirikan dengan dukungan dari Israel dan Amerika Serikat (AS), dijadwalkan akan dibuka pada Sabtu pagi.
Empat jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, ungkap staf rumah sakit. Sejumlah saksi mata mengatakan bahwa tentara Israel melepaskan tembakan di dekat sebuah bundaran sekitar 1 km dari pusat bantuan GHF. Seorang warga Palestina lainnya dilaporkan tewas di dekat titik distribusi bantuan terpisah di Gaza tengah.
Militer Israel menyebutkan bahwa pasukannya melepaskan tembakan peringatan kepada tersangka yang mendekati tentara dan mengabaikan seruan berulang kali untuk mundur. Militer Israel mendeskripsikan daerah tersebut sebagai bagian dari zona tempur aktif saat malam hari.
Insiden yang terjadi pada Sabtu itu menjadi insiden terbaru dalam serangkaian peristiwa fatal yang terjadi di dekat lokasi-lokasi bantuan di Gaza, di mana kerawanan pangan kian parah di tengah konflik yang terus berlanjut.
Otoritas Israel sebelumnya menuduh Hamas, kelompok Islam yang menguasai Gaza, telah mengganggu pengiriman bantuan dan berusaha menyita pasokan.
“Kami beroperasi di dekat lokasi dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan bantuan tidak jatuh ke tangan Hamas,” ujar militer Israel dalam sebuah pernyataan.
GHF, sebuah organisasi yang berbasis di AS yang beroperasi di luar kerangka kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan-badan kemanusiaan utama, mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook bahwa pihaknya pada Minggu (8/6) mendistribusikan bantuan di Gaza tengah dan selatan, tetapi tidak melakukan distribusi bantuan pada Sabtu.
GHF menyalahkan ancaman dari Hamas atas penangguhan operasional mereka pada Sabtu, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Hamas.
GHF mengandalkan kontraktor militer swasta AS untuk mengelola situs-situsnya. Organisasi itu dikritik oleh PBB serta lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya terkait kurangnya netralitas.
Para pejabat Palestina mendeskripsikan GHF sebagai bagian dari rencana Israel untuk memperkuat kendali di Gaza dan menyingkirkan peran PBB serta lembaga-lembaga kemanusiaan internasional lainnya.
