HOLOPIS.COM, JAKARTA – Konflik perbatasan antara Israel dengan Hizbullah Libanon terus memanas sampai saat ini. Laporan terbaru menginformasikan bahwa negara berbendera bintang daud tersebut telah mencegat dan menembak jatuh beberapa drone di pantai Mediterania.
Dilansir dari Al Arabiya News Minggu (3/7), tentara Israel dikabarkan telah mencegat tiga pesawat tak berawak yang diluncurkan Hizbullah Libanon pada Sabtu (2/7) kemarin, di mana dilaporkan drone tersebut tengah menuju ke ladang gas Karish di lepas pantai Medieterania.
“Tiga drone musuh yang mendekati wilayah udara di perairan ekonomi Israel telah dicegat,” ujar tentara Israel.
Kemudian laporan tersebut juga menambahkan bahwa militer Israel mengungkapkan drone tersebut tak dipersenjatai dan tak menimbulkan risiko, di mana satu drone dicegat oleh jet tempur dan dua lainnya oleh kapal perang.
#عاجل #فيديو هكذا اعترضت الطائرات الحربية وسفينة الصواريخ الإسرائيلية ثلاث طائرات مسيرة معادية اقتربت من جهة #لبنان نحو المجال الجوي فوق المياه الاقتصادية لدولة #إسرائيل #تحيا_إسرائيل pic.twitter.com/K7vMoCJbIr
— افيخاي ادرعي (@AvichayAdraee) July 2, 2022
Dapat diketahui bersama, konflik ini diawali dari sengketa lahan yang diperebutkan antara Libanon dan Israel.
Namun, baik Israel maupun Hizbullah sejatinya sudah saling berperang satu sama lain pada tahun 2006 silam, di mana Israel menganggap bahwa Hizbullah ini didukung Iran di belakangnya.
Terkait konflik terbaru ini, sebelumnya Libanon sempat mengutuk Israel terkait pengoperasian sebuah kapal perusahaan energi Yunani yang terdaftar di London bernama Energean, di mana kapal itu memasuki ladang Karish pada bulan lalu.
Israel pun lantas mengklaim bahwa ladang tersebut masih berada di wilayahnya, melainkan bukan bagian dari wilayah yang disengketakan dalam proses negosiasi yang sebelumnya berlangsung.
Sebagai informasi, Libanon dan Israel melanjutkan negosiasi perbatasan maritim mereka pada tahun 2020 lalu. Namun prosesnya terhenti karena Libanon menganggap bahwa peta yang menjadi dasar PBB dalam pembicaraan tersebut tak benar, sehingga perlu dimodifikasi.
Libanon awalnya menuntut wilayah sebesar 860 kilometer persegi perairan yang disengketakan, tetapi kemudian meminta tambahan sebanyak 1.430 kilometer persegi, termasuk di dalamnya yaitu ladang gas Karish.
Hal ini lah yang kemudian sampai saat ini menjeda sengketa, hingga terus memanas sampai sekarang.