HOLOPIS.COM, SUMBAR – BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) telah melakukan demolish atau peledakan batu di wilayah Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, proses peledakan bebatuan ini telah terlaksana lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan.

“Demolish dilakukan pada dua bongkahan batu dari lima batu yang direncanakan. Tiga batu lainnya akan dipecahkan dengan menggunakan metode breaker,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (1/6).

Dengan rekomendasi dari Badan Geologi yang ikut mendampingi selama proses demolish, Abdul mengungkapkan bahwa pengerjaan berjalan tanpa hambatan selama 30 menit.

“Sebelum pelaksanaan, Wali Nagari setempat telah melakukan sosialisasi kepada warga untuk meninggalkan rumahnya dan menuju titik lokasi aman yang telah disiapkan,” imbuhnya.

Pasca pelaksanaan ledakan, Badan Geologi menyatakan tidak terdapat dampak geologis di lokasi peledakan. Adapun efek yang ditimbulkan pada eksekusi demolish kali ini berupa flying rock atau lemparan batu.

“Satu unit rumah warga terdampak lemparan batu di atapnya. Walaupun demikian, pemerintah daerah akan melakukan perbaikan pada rumah warga yang terdampak. Wargapun sudah dapat kembali ke rumahnya masing-masing,” jelasnya.

Meskipun operasi peledakan telah selesai dilaksanakan, namun tim pelaksana demolish masih akan meneruskan pekerjaan pemecahan batu-batu lain di Sungai Pua. Tim menargetkan upaya pemecahan batuan ini selesai dalam dua hari ke depan.

“Hingga saat ini, satu-satunya kendala yang dihadapi oleh tim adalah faktor cuaca,” ungkapnya.

Agenda demolish atau peledakan bebatuan ini diketahui merupakan salah satu upaya dari empat kesepakatan penanggulangan bencana galodo di Sumatra Barat sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Joko widodo.

Upaya ini bertujuan untuk mencegah terjadinya bencana susulan akibat batuan besar yang masih ada di hulu sungai dan berpotensi menghalangi jalannya aliran air.