JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mempertanyakan kapasitas Ahmad Sahroni yang menemui Ivan Sugianto di ruang Kapolrestabes Surabaya, sekaligus sosialisasi pekerjaan Ivan.
Menurutnya, apa yang dilakukan Sahroni cukup mencurigakan. Sebab jika memang kunjungannya itu dalam kapasitas dia sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI, mengapa dirinya datang sendiri tanpa ditemani anggota dewan lainnya.
“Wajar jika masyarakat curiga apa kapasitas Sahroni, apakah sebagai anggota DPR, sebagai politisi partai, sebagai masyarakat biasa, atau sebagai teman Ivan,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Senin (18/11).
Apalagi soal sosialisasi Sahroni kepada ratusan orang di sebuah forum tentang klarifikasi pekerjaan Ivan Sugianto, sekaligus bantahan bahwa ayah Excel Matthew tersebut adalah pengusaha besar seperti disebutkan banyak kalangan itu.
“Sejak kapan Sahroni diangkat jadi jubir Ivan, masak kita nggak boleh curiga ada hubungan khusus dia dengan Ivan ini kalau begitu,” ujarnya.
Terlebih jika informasi Ivan hanya sekadar tukang service HP di lingkungan Polrestabes Surabaya didapat Sahroni dari anggota Polisi, sebaiknya diungkap siapa yang berikan informasi semacam itu, apakah Kapolrestabes atau petinggi lainnya.
“Kalau mau fair, terbuka dan transparan, sebut saja informasi itu dia dapat dari siapa, jika dari Kapolres, sebutkan saja bahwa itu ia dapat dari Kapolres, biar publik tahu juga dong,” tuturnya.
Sebagai seorang intelek, anggota dewan dan petinggi partai politik, Habib Syakur menilai bahwa Ahmad Sahroni telah mengabaikan sense of crime. Sebab ia bisa menerima informasi mentah hingga percaya diri menyampaikannya ke publik.
“Dia kan orang intelek, tapi saya duga beliau mengabaikan sense of crime. Kok bisa percaya begitu saja kalau pekerjaan Ivan cuma tukang service HP,” ketusnya.
Hanya saja, Habib Syakur menganggap kasus hukum Ivan nantinya bisa jadi bergeser ke sektor lain di luar kasus bullying yang dia lakukan kepada Ethan, siswa SMA Gloria 2 Surabaya. Apalagi ada abar jika PPATK pun sampai memblokir rekening Ivan Sugianto karena dugaan kasus ilegal.
“Mungkin kasus bullying bisa diselesaikan di Polrestabes Surabaya. Tapi soal dugaan-dugan lain itu sebaiknya ditarik ke Mabes Polri sih. Apalagi ada tudingan Ivan berkaitan dengan kasus judi online dan sebagainya,” tegasnya.
“Saya tak ingin mendahului Polisi, biarkan praduga tak bersalah kita terapkan, tapi karena PPATK sampai memblokir, tentu ada kaitan besar yang harus juga ditindaklanjuti Kepolisian,” sambung Habib Syakur.
Pekerjaan Ivan Sugianto Versi Sahroni
Sebelumnya diberitakan, bahwa Wakil ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyebut bahwa Ivan Sugianto bukan bos besar dan pengusaha kaya di Surabaya. Ia menyebut bahwa Ivan sebenarnya adalah penjual jasa perbaikan HP milik anggota polisi di Polrestabes Surabaya.
“Katanya dia orang kaya, pengusaha besar. Kira-kira benar nggak?. Tau nggak, dia hanya sebagai jasa perbaikan handphone yang aktivitasnya di Polresta Surabaya,” kata Sahroni dalam sebuah video.
Dalam sebuah talkshow di hall dan dihadiri ratusan orang tersebut, Sahroni mengatakan bahwa Ivan akan datang ke Polrestabes Surabaya jika ada ponsel anggota Polrestabes Surabaya yang rusak.
“Jadi kalau orang petugas polisi itu handphone-nya rusak dia yang memperbaiki. Makanya ada foto beredar dia duduk di ruangan Kapolres,” ujarnya.
Karena aktivitasnya sebagai tukang service dan reparasi ponsel di lingkungan Polrestabes Surabaya itu, Sahroni menyebut jika Ivan akhirnya banyak kenal dengan berbagai aktivitas di lingkungan Polrestabes Surabaya.
“Jadi gara-gara jasa perbaikan handpohone itu dia kenal dengan segala aktivitas yang ada di dalamnya (Polrestabes Surabaya). Jadilah isu itu markus, yang backup judi online, pinjol. Jadi itu isu berkembang dan Ivan dianggap pengusaha besar,” ucapnya.