JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendatangi Mapolrestabes Surabaya untuk bertemu langsung dengan Ivan Sugianto, tersangka kasus bully dan persekusi kepada Ethan, siswa SMA Gloria 2 Surabaya, 21 Oktober 2024 lalu. Di mana saat ini Ivan menjadi tahanan Polrestabes Surabaya setelah kasusnya naik ke penyidikan.

Dalam kesempatan itu, Sahroni pun menyampaikan ucapan terima kasih bisa diterima oleh Kapolrestabes dan bisa bertemu langsung dengan Ivan di ruangan kerja Kapolres.

“Terima kasih kepada Kapolrestabes Surabaya yang telah menerima saya berkunjung sekaligus melihat pelaku,” tulis Sahroni di akun Instagram pribadinya @ahmadsahroni88, seperti dikutip Holopis.com, Senin (18/11).

Kemudian, bendahara umum DPP Partai NasDem tersebut menyampaikan ucapan apresiasi kepada jajaran Polrestabes Surabaya yang telah cepat menangkap Ivan Sugianto dan memproses hukum tersangka.

“Apreciate pada kecepatan gerak langkah Polrestabes Surabaya atas viralnya seseorang yang berlaku sangat buruk di hadapan semua orang,” terangnya.

Ia pun berharap kasus Ivan Sugianto tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, termasuk orang tua siswa agar tidak melakukan tindakan arogan semacam itu.

“Mudah-mudahan kasus ini menjadi pembelajaran kepada semua pihak bahwa jangan merasa hebat dan jumawa untuk melakukan seenak-enaknya,” sambungnya.

Usai mendengarkan langsung penjelasan Ivan Sugianto tersebut, crazy rich asal Priuk, Jakarta Utara ini pun berharap semua wali murid agar senantiasa mengawasi anak-anak mereka. Kemudian, jangan sampai anak-anak muda saling mengolok-olok satu dengan yang lainnya.

“Pesan kepada semua orang tua termasuk saya tanpa terkecuali, bahwa sikap anak-anak kita wajib kita awasi dengan baik, agar mereka tetep saling bersapa ramah dan tidak merasa hebat pada posisi orangtuanya masing-masing,” tandas Sahroni.

Lantas, ia juga mengatakan bahwa olok-olokan tidak boleh dibenarkan dalam pergaulan anak-anak. Terlebih olok-olokan yang dinormalisasi akan mencipatakan olok-olokan selanjutnya. Hingga akhirnya kasus-kasus bully-ing di lingkungan sekolah sulit diredam.

“Sikap anak-anak kita kadang pergaulan yang bisa melakukan hinaan atau bully kepada seseorang yang dilihat kelucuan yang menyebakan banyak bully di semua sekolah,” tuturnya.