HOLOPIS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya bangkit menguat, setelah beberapa hari bertengger di zona merah. Penguatan juga diikuti oleh kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45.

Akan tetapi, penguatan yang tercatat sebesar 12,43 poin pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (5/11), belum mampu membawa IHSG kembali menembus level 7.500. Pasalnya, indeks saham Indonesia itu hanya mampu bertengger di level 7.491,93.

Adapun diketahui, terdapat sejumlah sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada hari ini. Salah satunya berasal dari dalam negeri, yaitu laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode kuartal III-2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada periode tersebut tumbuh 4,95 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Namun angka tersebut melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,05 persen (yoy).

Hal ini memberikan indikasi, bahwa sepanjang kuartal III terjadi pelemahan daya beli masyarakat dan juga pertumbuhan ekonomi yang masih di topang oleh faktor musiman. Hal ini memicu kekhatiran akan kemampuan ekonomi dalam negeri dalam menghadapi ketidakpastian global.

Diketahui, bahwa IHSG pada hari ini sempat dibuka melemah pada awal perdagangan. IHSG pun betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama. Namun pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang konsumen primer yang menguat 0,75 persen, diikuti oleh sektor keuangan dan sektor baeang baku yang masing- masing naik sebesar 0,71 persen dan 0,69 persen.

Sedangkan, delapan sektor melemah yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 0,73 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor infrastruktur yang masing- masing turun sebesar 0,68 persen dan 0,66 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BOBA, DNAR, KOBX, TINS dan INPS. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni FORU, DART, DIVA, PART, dan MLPL.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.229.630 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,35 miliar lembar saham senilai Rp11,48 triliun. Sebanyak 252 saham naik 327 saham menurun, dan 211 tidak bergerak nilainya.