HOLOPIS.COM, JAKARTA – KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut) Laksamana Muhammad Ali menyebut bahwa pihaknya memang memerlukan keberadaan kapal selam cadangan.

Muhammad Ali menjelaskan, kapal selam sementara (ad interim) itu diperlukan sembari menunggu proses pembuatan dua unit kapal selam baru yang dipesan Indonesia, Scorpene Evolved, dari Naval Group Prancis.

“Kita perlu kapal selam interim untuk mengisi kekosongan selama 5–7 tahun, atau menambah kekuatan armada kapal selam selama 5–7 tahun,” kata Muhammad Ali dalam pernyataannya pada Selasa (10/9) seperti dikutip Holopis.com.

Dengan adanya kebutuhan itu, Muhammad Ali mengakui bahwa pihaknya sudah menerima tawaran dari negara-negara di Eropa untuk meminjamkan kebutuhan sementara teknologi kapal selam mereka.

“Nah ini, memang belum diputuskan dari negara mana, tetapi dari Italia sudah menawarkan, Jerman ada, kemudian dari Turki, dan ada negara di Asia juga ada,” bebernya.

Kendati mendapat pinjaman, Muhammad Ali menekankan beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan untuk pengadaan alutsista itu, di antaranya kapal selam yang dibeli kelak wajib punya kemampuan menyelam dalam waktu yang lama.

“Itu yang kami inginkan, yang lebih baik dari yang kita punya saat ini,” tegasnya.

Oleh karena itu, TNI AL juga masih mengkaji berbagai tawaran dan opsi yang tersedia, termasuk teknologi-teknologi kapal selam yang ditawarkan beberapa negara untuk Indonesia itu.

“Kita akan lihat mana kira-kira yang paling memungkinkan, yang paling efektif dan efisien,” imbuhnya.

TNI AL saat ini diperkuat empat kapal selam, tetapi jumlah itu, menurut Ali, masih kurang memadai untuk menjaga perairan Indonesia yang luasnya 6,4 juta kilometer persegi. Ali, dalam berbagai kesempatan, menyebut idealnya armada TNI AL diperkuat 12 kapal selam.

Empat kapal selam yang saat ini beroperasi, yaitu KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.

Ke depannya, Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) TNI AL bakal diperkuat dua kapal selam Scorpene Evolved dari Naval Group Prancis.

Dua unit kapal pesanan Indonesia itu rencananya bakal dibangun dari awal di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur. Sejauh ini, dua kapal pesanan Indonesia itu belum dibangun di galangan PT PAL karena masih menunggu kontrak pembelian efektif.