JAKARTA – Imam Besar Habib Muhammad Rizieq bin Husein bin Shihab (Habib Rizieq Shihab) mengatakan bahwa Presiden ke 7 Joko Widodo disebut-sebut terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam tragedi KM 50 yang menewaskan 6 laskarnya.
“Jokowi orang yang paling bertanggung jawab bukan hanya karena Jokowi itu sebagai Presiden, tapi ada indikasi-indikasi yang menunjukkan keterlibatannya,” kata Habib Rizieq dalam Haul 6 syuhada FPI ke 4 serta haul Ibu dan istri Habib Rizieq di Markaz Syariah Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/12).
Bahkan ia juga menyebut operasi rencana pembunuhan hingga terjadinya pembantaian 6 laskar FPI pada tanggal 7 Desember 2020 lalu itu juga ada keterlibatan aktif lembaga negara. Sebab kata dia, ada operasi pengintaian yang dilakukan dalam kegiatan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Agrokulural yang diketahui terjadi pada hari Jumat, 4 Desember 2020 lalu.
“3 hari sebelum kejadian KM 50 di tempat ini, di Markaz Syariah ini, bagaimana saya berkumpul dengan sekumpulan jurnalis, kemudian tahu-tahu ada drone yang merekam semua kegiatan kami, begitu kita kejar itu drone, ternyata yang memainkan drone itu adalah 3 anggota BIN,” ujarnya.
Rizieq mengklaim bahwa apa yang dia ucapkan bukanlah hoaks, melainkan fakta yang ada di dalam peristiwa itu. Di mana ketiga orang yang ditangkap kedapakan memiliki kartu anggota lembaga intelijen tersebut.
“Ini bukan fitnah, kami rekam semuanya. tiga-tiganya punya kartu anggota BIN resmi. Mereka memakai mobil dengan nomor plat palsu, semuanya kita tangkap. Mobilnya kita tangkap, kita introgasi, kita rekam,” tandasnya.
“Bahkan sampai data-data yang ada di komputer mereka kita sedot, kita ambil itu datanya. Ternyata iya, di dalam laptop mereka ada operasi Delima yang saya menjadi targetnya,” sambung Habib Rizieq.
Ayah mertua Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman Alatas tersebut meyakini bahwa Joko Widodo saat itu bersama dengan sejumlah orang-orangnya terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Ini menunjukkan adanya keterlibatan instansi negara. Jadi Jokowi dan orang-orangnya, apakah itu BG, apakah itu Fadil, apakah itu Idham Aziz, Tito, Dudung Abdurrachman dan lain sebagainya, baik langsung maupun tidak langsung semua terlibat. Dan Kami akan kejar meraka ya Ikhwan, secaea hukum baik dari dunia sampai akhirat,” ucapnya.
Di sisi lain, Habib Rizieq juga mengaku kecewa dengan Komnas HAM yang sampai saat ini tak pernah meminta keterangan darinya untuk proses pemeriksaan kasus KM 50 yang disebut sebagai praktik unlawfull killing tersebut.
“Pemeriksaan Komnas HAM secara umum ada bagusnya. Tapi lucunya semenjak Komnas HAM bekerja sampai hari ini Komnas HAM tidak pernah menanyakan saya, memanggil saya, meminta keterangan dari saya, baik secara lisan maupun tulisan,” tandasnya.
Untuk itu, ia pun mempertanyakan profesionalitas Komnas HAM untuk menangani kasus pembantaian 6 laskarnya dan seluruh rangkaian operasi yang disebut Habib Rizieq sebagai Operasi Delima tersebut.
“Padahal peristiwa KM 50 target utamanya adalah saya,” sambung Rizieq.