HOLOPIS.COM, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyambut baik kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuannya atau BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengaku optimis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit di kisaran 10-12 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Ia meyakini, kenaikan BI Rate tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.

Seperti diketahui, Loan to Deposit Ratio (LDR) bank pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28 persen. Kemudian dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,97 persen.

“Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” ujar Sunarso dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (27/4).

Adapun penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut menurut, Sunarso, justru akan berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, dimana tercatat aset BRI saat ini mencapai Rp1.989,07 triliun, atau tumbuh 9,11 persen yoy.

Dari penyaluran kredit tersebut, BRI mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkannya. Dimana sampai dengan akhir Kuartal I 2024, tercatat rasio Non Performing Loan (NPL) BRI terkendali di kisaran 3,11 persen, dengan rasio Loan at Risk (LAR) yang membaik, yakni dari 16,39 persen di Kuartal I-2023 menjadi 12,70 persen.

Kemudian dari sisi liabilities, perusahaan pelat merah tersebut mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.416,21 triliun, atau tumbuh 12,80 persen yoy hingga akhir Maret 2024.

Selanjutnya untuk dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) pun masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80 persen secara yoy.