HOLOPIS.COM, JAKARTA – Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyinggung bahwa dirinya telah menerima masukan dari kaum buruh mengenai kondisi UU Cipta Kerja yang telah disahkan di zaman Puan Maharani menjabat sebagai Ketua DPR RI.
Dalam pemaparan visi dan misi debat Pilpres ke 5 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, pria yang tersandung kasus korupsi e-KTP itu pun tidak memberikan jawaban gamblang apakah pihaknya berani melakukan revisi UU Cipta Kerja.
“Kawan-kawan buruh bertemu dengan saya, ‘tolong pak, segera review UUD ciptaker, karena ini yang perlu mendapatkan keseimbangan nasib kami’,” ucap Ganjar dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (4/2).
Namun, Ganjar ternyata tidak melanjutkan paparannya soal strategi apa yang ia hendak lakukan untuk mengakomodir keluhan buruh yang diklaim ditampungnya saat blusukan. Akan tetapi, Ganjar kemudian malah mengalihkan penjelasannya kepada topik lainnya yang menyinggung mengenai pembangunan yang harus berorientasi pada manusia.
“Berbudi pekerti yang baik, sopan, toleran, tidak adigang, adigung adiguno. Sehingga mereka, menjadi manusia yang lengkap,” tukasnya.
Selain itu, bekas Gubernur Jawa Tengah tersebut pun menyinggung soal proses digitalisasi. Menurut Ganjar, digitalisasi juga menjadi suatu hal yang penting untuk pengembangan SDM (sumber daya manusia) Indonesia.
“Ini bisa terjadi jika digitalisasi kita lakukan, infrastruktur, teknologinya baik. Internetnya bisa cepat dan mereka bisa mendapatkan media yang bagus untuk mengembangkan diri,” tuntasnya.