HOLOPIS.COM, BANDUNG – Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, memberikan apresiasi terhadap keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memimpin Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat hadir di deklarasi dukungan relawan Gerakan Muslim Persatuan Indonesia Cinta Tanah Air (Gempita) untuk pasangan calon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Grand Sudirman Ballroom, Bandung, Jawa Barat, pada hari Rabu (27/12).
“Tim kita, Koalisi Indonesia Maju (KIM) ingin melanjutkan pembangunan bangsa yang sudah dirintis presiden Jokowi dan presiden-presiden sebelumnya. Harus kita akui pemerintah yang dipimpin Jokowi berhasil membela rakyat Indonesia, membawa kemajuan, dan menjaga perdamaian di Indonesia,” ungkap Prabowo dalam pidatonya seperti dikutip Holopis.com.
Kemudian, Prabowo Subianto yang juga Menteri Pertahanan Republik Indonesia di Kabinet Indonesia Maju (KIM) tersebut menyoroti tentang pentingnya keikhlasan pemimpin dalam menjaga perdamaian.
“Butuh jiwa besar, butuh kesabaran, butuh keikhlasan, perdamaian butuh kejujuran, butuh iktikad baik, dan Presiden Jokowi harus diakui ini periode ke dua beliau,” tambahnya.
Dalam konteks pengalaman pribadinya, Prabowo memberikan contoh konkret tentang semangat perdamaian.
“Saya, saudara tahu, dua kali pemilu saya bertanding melawan Pak Jokowi, dua kali kalah, tapi, yang terakhir begitu beliau menang, apa tindakan beliau? Beliau mengajak saya bersatu, beliau menjadikan pesaing beliau, lawan tanding beliau ajak bersatu untuk bersama-sama berbakti dan mengabdi kepada rakyat Indonesia,” jelas Prabowo.
Pernyataan Prabowo menegaskan bahwa kekalahan dalam pemilu tidak menghalangi semangat persatuan dan kebersamaan dalam membangun bangsa.
“Ini pelajaran dan ini juga tekad saya, tekad ini demi rakyat Indonesia, demi bangsa Indonesia. Bilamana Insyaallah kita menerima mandat dari rakyat kita akan mengajak semua kekuatan berbakti pada rakyat Indonesia,” tegasnya.
Prabowo juga menunjukkan sikap terbuka terhadap perbedaan pendapat dengan menyatakan bahwa oposisi yang konstruktif dan cinta tanah air sangat dibutuhkan.
“Yang mau tetap beroposisi kita butuh juga tidak ada masalah, tapi oposisi yang harus cinta tanah air, bersama-sama mengoreksi, cinta bangsa rakyat Indonesia. Ini tujuan kita dan ini fokus kita,” pungkasnya.