HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono, meminta pemilik akun YouTube @updateterkini9121 untuk berhenti menyebarkan hoaks terkait dengan foto-foto Panglima TNI, pejabat TNI dan Prajurit TNI.

Hal tersebut menurut Julius, sudah membuat keresahan dan bahkan merugikan institusi TNI. Pihak TNI menyatakan memprotes beberapa video yang dibuat dan diposting akun YouTube @updateterkini9121, yaitu video berjudul ‘Panji Gumilang nekad melakukan perlawanan, Panglima TNI akhirnya turun tangan bakal hancurkan Pesantren Al-Zaytun’ yang berdurasi 2 menit 51 detik.

Kemudian, Berani Sekali! Panji Gumilang Tantang Panglima TNI Jika Berani Hancurkan Ponpes Al-Zaytun!. Menampilkan foto Panglima TNI memegang mix yang seolah-oleh sedang berbicara.

Ketiga, selain gudang senjata! Ternyata bangker Al-Zaytun yang juga menampilkan foto Panglima TNI yang tidak sesuai narasi.

Keempat, Berkat Panglima TNI! Panji Gumilang Bisa dihukum. Dan kelima, dengan bukti ini ! Panji Gumilang akhirnya bakal hukum mati! Panglima TNI tegaskan hal ini.

“Atas nama TNI menghimbau kepada kreator dan pemilik akun youtube.com/@updateterkini9121 yang membuat video tentang Pesantren Al-zaytun dengan narasi tertentu dan mengedit foto dan atau video Panglima TNI, pejabat TNI dan Prajurit TNI untuk berhenti dan tidak membuat lagi,” tegas Kapuspen TNI dalam keterangan yang diterima Holopis.com, Jumat (28/7).

“Selanjutnya meminta untuk menghapus postingan-postingan video yang telah dibuat dan telah di publikasi. Bila hal ini tidak dilakukan maka pihak TNI akan menempuh jalur hukum, karena telah merugikan institusi TNI,” sambungnya.

Sebelumnya video postingan sebelumnya bernarasi ‘Dengan tegas Panglima TNI minta Panji Gumilang segera dihukum mati terbukti sudah mengancam keutuhan NKRI’, diunggah oleh akun Snack Video @yusufcreator204, kemudian diviralkan tik tok dengan user24967486344 telah dilike 14.4K, dikomentari 3498, dibagikan 2571.

Video tersebut setelah dibantah oleh Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono melalui siaran pers bahwa video tersebut hoaks. Dan video tersebut merupakan tindakan dari oknum yang sengaja ingin menyudutkan kredibilitas TNI. Ini ada unsur pidananya. Akhirnya video terbut menghilang.