HOLOPIS.COM, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan, bahwa sekitar 3,3 miliar orang hidup di negara yang terlilit utang.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, negara tersebut lebih banyak menghabiskan angaran untuk membayar bunga utang ketimbang untuk pendidikan dan kesehatan.
“Separuh dunia kita tenggelam dalam bencana pembangunan, yang dipicu oleh krisis utang yang menghancurkan,” ujar Guterres dalam konferensi pers rilis laporan World of Debt Report, sebagaimana dikutip Holopis.com, Kamis (20/7).
Menurutnya, kebanyakan negara-negara yang terjerat dalam krisis ini adalah negara miskin, terutama negara-negara Afrika. PBB mencatat rata-rata negara Afrika membayar pinjaman atau utang empat kali lebih banyak daripada Amerika Serikat dan delapan kali lebih banyak daripada negara-negara Eropa terkaya.
“Beberapa negara termiskin di dunia dipaksa untuk memilih antara membayar hutang mereka, atau melayani rakyat mereka. Mereka hampir tidak memiliki ruang fiskal untuk investasi penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) atau transisi ke energi terbarukan,” katanya.
Tidak hanya Afrika, Guterres juga mengutip data Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) yang menyebut, bahwa 36 negara berada dalam jeratan utang berisiko tinggi.
Sementara itu, sebanyak 16 negara lainnya harus membayar kepada kreditor swasta. Kemudian, sebanyak 52 negara – hampir 40 persen negara berkembang – berada dalam masalah utang yang serius.
Namun sayangnya, Guterres tidak merinci negara-negara gagal yang dimaksudnya secara satu per satu.