HOLOPIS.COM, MATARAM – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (NTB), Heru Saptaji memastikan, tekanan inflasi akibat kenaikan harga pangan strategis di NTB kini sudah mulai mereda.

Harga pun dikatakan olehnya, sudah mulai kembali menuju normal seiring dengan masuknya masa panen di beberapa sentra produksi di wilayah Indonesia Timur itu.

“Tekanan inflasi dari komoditas pangan strategis seperti cabai rawit, bawang merah, tomat dan sayur-sayuran serta minyak goreng terus mereda seiring dengan awal musim panen di beberapa sentra produksi, seperti di Kabupaten Lombok Timur sebagai sentra cabai, dan Kabupaten Bima sentra bawang merah,” kata Heru dalam keterangan tertulisnya, yang dikutip Minggu (7/8).

Meski demikian, pihaknya bersama lembaga terkait akan tetap melangsungkan operasi pasar murah terhadap komoditas pangan strategis guna mengakselerasi penurunan harga di wilayah Timur Indonesia itu.

Akselerasi ini, kata Heru, bertujuan untuk mengendalikan tekanan inflasi pada komponen bergejolak atau volatile food inflation, yang selama menjadi PR terbesar dalam pengendalian inflasi di tingkat nasional.

“Bank Indonesia bersama Bulog, dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kota Mataram, akan terus melakukan operasi pasar murah terhadap komoditas-komoditas terkait guna mengendalikan tekanan inflasi dari sisi inflasi komponen bergejolak,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan pihaknya, Heru menyampaikan bahwa harga barang kebutuhan pokok di NTB terus menunjukkan penurunan yang signifikan.

Selain itu, ketersediaan stok kebutuhan pokok juga diprediksi akan terus membaik seiring dengan musim panen yang telah tiba. Sehingga para petani di beberapa daerah sentra produksi terus dapat meningkatkan pasokannya.

“Ketersediaan pasokan akan jauh lebih baik, harga-harga yang terbentuk juga sudah turun secara baik dan mudah-mudahan minggu-minggu ke depannya akan semakin turun sehingga stabilitas harga pangan akan kembali normal,” tutupnya.