HOLOPIS.COM, JAKARTA – Founder Nusa Ina Connection (NIC) Abdullah Kelrey menilai, bahwa sikap Bahlil yang menghardik dirjen Kementerian ESDM dan Direksi PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XII justru memperlihatkan ketidakharmonisan di tubuh pemerintahan.
Lebih dari itu, Kelrey menganggap sikap dan gaya kepemimpinan Bahlil malah bisa mencoreng wibawa Presiden Prabowo Subianto di mata publik maupun dunia internasional.
“Kalau menterinya saling tuding di depan umum, bagaimana program strategis bisa berjalan? Ini justru mempermalukan Presiden dan menunjukkan birokrasi yang amburadul,” tegas Kelrey kepada Holopis.com, Kamis (3/7/2025).
BACA JUGA
- Cek! Segini Tarif Listrik Bulan Juli 2025
- NIC Duga Pria Ngaku Anggota BIN dan Grup 3 Kopassus Propaganda Rusak Institusi
- Presiden Prabowo Sindir Bahlil Bernasib Baik Jadi Menteri
- Bahlil Ngaku Tata Kelola Alam Saat Ini Dinikmati Investor dan Pemerintah Pusat
- Bahlil Heran Indonesia Mau Kelola Alam Kok Banyak yang Ribut
Oleh sebab itu, NIC pun mendesak kepada Presiden Prabowo untuk segera mengevaluasi posisi Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral). Bahkan lebih dari itu, Abdullah Kelrey juga meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI) melakukan audit menyeluruh terhadap anggaran Kementerian ESDM.
“Saya kira lemahnya tata kelola birokrasi di bawah kepemimpinan Bahlil dapat membuka ruang lebar bagi praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di Republik Indonesia,” ketusnya.
Diketahui sebelumnya, bahwa suasana rapat kerja antara Komisi XII DPR RI dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memanas pada Rabu 2 Juli 2025) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat. Di mana Menteri ESDM Bahlil Lahadalia secara terbuka meluapkan kekesalannya terhadap jajaran di bawahnya, serta direksi PT PLN karena tidak memberikan data terkini terkait jumlah desa yang menjadi target program swasembada energi.
“Ini enggak tahu Dirjen saya yang enggak benar atau Dirut PLN-nya yang enggak benar,” sindir Bahlil di hadapan anggota dewan, sembari meminta Dirjennya dan Dirut PLN Darmawan Prasodjo untuk segera menghadap dirinya.
Bahkan ia juga mengancam akan mencopot dirjennya itu karena dinilainya tidak becus bekerja. “Masih mau jadi dirjen kau? Ini direksi PLN kelihatannya baru juga, jadi materinya baru, padahal Dirutnya cuma 1, nggak berubah-ubah,” tambahnya.
