HOLOPIS.COM, JAKARTA – Di samping masalah kelaparan, serangan tembakan, dan pengeboman, warga sipil di Gaza kini harus menghadapi bahaya mematikan lainnya, yakni penggunaan sampah plastik untuk bahan bakar memasak.
“Penembakan dan pengeboman di Jalur Gaza terus berdampak buruk pada warga sipil. Serangan-serangan tersebut dilaporkan telah menewaskan dan melukai banyak orang, sebagian besar di antaranya saat sedang mencari bantuan,” kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dikutip Holopis.com, Kamis (26/6)
“Para mitra melaporkan bahwa akibat kelangkaan bahan bakar, gas, dan listrik, warga pun membakar sampah plastik untuk memasak,” lanjut mereka.
BACA JUGA
- Tepung Langka Perparah Penderitaan Warga Gaza
- Menko Polkam Berduka Direktur RS Indonesia di Gaza Wafat
- Hamas akan Terima Perjanjian Gencatan Senjata, Asalkan……
- Donald Trump Beri Hamas Waktu 24 Jam untuk Terima Proposal Gencatan Senjata
- Hamas Akui Sudah Punya Jawaban dari Proposal Gencatan Senjata yang Diberikan
Ketika sampah plastik dibakar di tempat penampungan atau tenda darurat, kondisi ventilasi udara yang buruk akan menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan yang sangat besar bagi anggota keluarga yang rentan, termasuk anak-anak dan lansia.
Badan kemanusiaan PBB itu mengatakan bahwa otoritas Israel terus membatasi pengiriman bahan bakar ke Jalur Gaza dan juga pendistribusian ke seluruh daerah kantong itu, sehingga langsung mempersulit layanan penyelamatan bagi orang-orang yang kekurangan dan kelaparan. Cepatnya penipisan persediaan bahan bakar yang tersisa membahayakan upaya penyelamatan warga di Gaza.
Jumlah Korban Masih Terus Meningkat
Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) melaporkan bahwa pada Selasa (24/6), Rumah Sakit Lapangan Palang Merah di Rafah menerima gelombang korban massal sebanyak 149 kasus.
“Semua pasien yang datang melaporkan bahwa mereka terluka saat dalam perjalanan ke lokasi penyaluran bantuan,” kata ICRC.
“Enam belas orang dinyatakan meninggal saat tiba, dan tiga lainnya meninggal akibat luka mereka tak lama setelah tiba. Sebagian besar pasien dilaporkan mengalami luka tembak,” lanjut mereka.
Korban tewas dan luka di antara warga Gaza yang sedang mencari makanan biasanya terjadi di pusat-pusat distribusi bantuan milik Gaza Humanitarian Foundation, badan non-PBB yang telah dimiliterisasi dan disetujui Israel serta dioperasikan oleh AS.
Sebagai tambahan informasi Sobat Holopis, badan kemanusiaan PBB itu mengatakan puluhan ribu siswa tidak dapat mengikuti ujian umum sekolah menengah tahun ini, yang diselenggarakan pekan ini, akibat masalah ketidakamanan, perintah pengungsian, dan kendala konektivitas internet di seluruh Gaza. Tahun lalu, sekitar 39.000 siswa sekolah menengah atas di Gaza dilaporkan tidak dapat mengikuti ujian.
