HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan rektor Universitas Paramadina Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu mengingat sejarah bangsa dan negaranya. Bahkan sekalipun itu adalah sejarah yang tidak menyenangkan.
“Kita adalah bangsa yang besar, dan bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya, termasuk sisi-sisi kelam yang pernah terjadi,” kata Anies dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Jumat (20/6/2025).
Sebab sejarah adalah sesuatu yang sangat penting untuk mengetahui bagaimana identitas sebuah bangsa terjadi. Karena bersifat masa lalu dan sekalipun itu kelam, sejarah harus menjadi pelajaran bersama untuk tidak mengulang kesalahan yang sama di kemudian hari.
BACA JUGA
“Sejarah akan menjadi cacat dan kehilangan makna bila hanya berisi deretan kisah kemenangan, tanpa menunjukkan luka dan pelajaran yang harus diingat bersama,” ujarnya.
Ia juga menyinggung soal rencana penulisan ulang sejarah Indonesia di era Kementerian Kebudayaan yang dipimpin oleh Fadli Zon. Di mana salah satunya adalah soal sejarah kelam pemerkosaan massal yang pernah terjadi pada bulan Mei tahun 1998 lalu.
“Mengakui seluruh kebenaran sejarah, baik pahit maupun manis, baik capaian pembangunan di era Orde Baru maupun tragedi pemerkosaan massal Mei ‘98, adalah fondasi penting untuk membangun keadilan dan persatuan sejati,” tutur Anies.
Bahkan lebih besar dari itu, pengotak-atikan sejarah menurut Anies akan memicu pertikaian yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
“Menyangkal atau menghapus sebagian perjalanan bangsa justru akan menjauhkan kita dari cita-cita keadilan sosial dan melemahkan persatuan,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun memohon kepada Fadli Zon untuk menjaga integritasnya terkait dengan kemurnian sebuah sejarah Indonesia. Jangan sampai upaya penulisan ulang sejarah Indonesia tersebut malah menggaruk luka lama yang pernah ada. Sebab, sebuah sejarah sejatinya adalah pelajaran.
“Kami harap pak Menteri Kebudayaan akan menjaga integritas sejarah bangsa dengan menyampaikan seluruh dan selengkapnya kebenaran, agar setiap capaian menjadi kebanggaan dan setiap luka menjadi pelajaran,” pungkasnya.
