HOLOPIS.COM, JAKARTA – Militer Israel pada Minggu (18/5) mengumumkan bahwa pihaknya telah melancarkan serangan darat yang signifikan ke beberapa daerah di Jalur Gaza. Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak fajar pada hari Minggu itu telah bertambah menjadi 140 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, ungkap Pertahanan Sipil Gaza.
Militer Israel mengatakan pasukannya telah menewaskan puluhan militan, menghancurkan infrastruktur militer, baik di atas maupun di bawah tanah. Dan kini, pihaknya telah menempati posisi-posisi strategis di dalam Gaza.
“Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan terus melakukan operasi untuk melawan organisasi-organisasi teroris di Jalur Gaza sesuai dengan kebutuhan, demi melindungi warga sipil Israel,” ujar militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip Holopis.com, Senin (19/5).
BACA JUGA
Militer Israel menyatakan bahwa pasukan darat, termasuk pasukan cadangan, telah memulai operasi ekstensif di wilayah Gaza utara dan selatan di bawah sebuah serangan yang mereka sebut sebagai ‘Kereta Perang Gideon’ (Gideon’s Chariots).
Kampanye ini menandai fase baru dalam perang Israel melawan Hamas dan faksi-faksi militan lainnya yang telah berlangsung selama 20 bulan. Meskipun Israel juga sudah mengizinkan bala bantuan untuk masuk ke wilayah Gaza, setelah banyak desakan bermunculan dari komunitas internasional/
Sumber-sumber Palestina melaporkan bahwa serangan udara Israel menghantam wilayah Khan Younis di Gaza selatan, termasuk tenda-tenda yang dihuni oleh para pengungsi.
Pejabat Israel menyebutkan bahwa tujuan dari operasi “Kereta Perang Gideon” adalah untuk merebut bagian-bagian penting dari daerah kantong tersebut, mendorong mayoritas penduduk Gaza yang berjumlah sekitar 2 juta jiwa agar bergerak lebih jauh ke selatan, serta membuka kembali jalur masuk distribusi bantuan kemanusiaan di bawah pengawasan yang lebih ketat dari Israel.
Sementara itu, delegasi dari Israel dan Hamas bertemu di Doha, Qatar, untuk melakukan negosiasi tak langsung putaran baru yang bertujuan mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Para diplomat mengindikasikan bahwa kemajuan masih sulit dicapai, dengan kedua belah pihak tetap mempertahankan posisi mereka masing-masing.
Sebagai informasi, Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya pada Minggu yang sama mengonfirmasi bahwa tim negosiasi Israel terlibat dalam pembicaraan tak langsung di Doha terkait kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas, yang berpotensi mengakhiri perang di Gaza.
