JAKARTA – Jakarta, 5 Februari 2025 – Anggota Komisi I DPR RI, Gavriel Novanto, mendesak Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin untuk segera membentuk Komando Daerah Militer (Kodam) baru di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Gavriel, langkah ini sangat penting mengingat NTT berbatasan langsung dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) dan Australia.
Saat Presiden Prabowo Subianto masih menjabat sebagai Menhan, ide pembentukan Kodam baru di Indonesia sudah pernah disampaikan.
Baca juga :
- Presiden Prabowo Beri Arahan ke Dansat Jajaran TNI Tentang Kesejahteraan Bangsa
- Presiden Prabowo : Kekuatan Pertahanan Penting dalam Menjaga NKRI
- Bos KPK Sebut Kewenangan DPR Evaluasi Pejabat Bisa Digugat ke MA
- Kecelakaan Tol Ciawi, DPR : Keselamatan di Jalan Tol Prioritas Utama
- DPR Setujui Proses Naturalisasi 3 Calon Pemain Timnas Indonesia, Erick Thohir Apresiasi Begini
“Saat Presiden Prabowo Subianto masih menjabat sebagai Menhan pernah mengutarakan untuk pembentukan Kodam baru di Indonesia,” katanya seperti dikutip Holopis.com, Rabu (5/2).
Gavriel menyatakan dukungan penuh terhadap rencana ini, karena selama ini NTT bergabung dengan Kodam IX Udayana yang bermarkas di Bali. Gavriel menilai hal ini tidak efisien karena jarak yang jauh dan tantangan geografis lainnya.
Ia menekankan bahwa pembentukan Kodam baru seharusnya menjadi program prioritas Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI di tahun 2025.
Selain itu, Gavriel mengusulkan agar pembentukan Kodam baru ini disesuaikan dengan karakteristik, geografis, geopolitik, serta tantangan kewilayahan.
Dalam pertemuannya dengan Menhan dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Gavriel juga menekankan bahwa wilayah NTT, khususnya daerah pemilihannya, sangat luas dan sulit dijangkau secara maksimal oleh Kodam IX Udayana. Selain itu, potensi ancaman kewilayahan di NTT juga menjadi pertimbangan utama.
Gavriel mengungkapkan bahwa saat melakukan reses pada pertengahan Januari, ia berdiskusi dengan jajaran Korem 161/Wira Sakti dan menemukan banyak persoalan yang dihadapi.
“Misalnya kekurangan personel, infrastruktur yang tidak memadai, hingga konflik tapal batas bersama RDTL,” ujar dia.
Gavriel berharap, dengan adanya Kodam sendiri di NTT, maka peningkatan dan kesiapan TNI untuk mengoptimalkan tugas-tugas pertahanan serta keamanan di daerah perbatasan dapat lebih maksimal.
Ia pun meminta Menhan dan Panglima TNI untuk memprioritaskan pembentukan Kodam di NTT dalam program kerja Kementerian Pertahanan tahun ini.