JAKARTA – Aktor Indonesia Abidzar Al-Ghifari melakukan permintaan maaf secara resmi setelah namanya menjadi perbincangan panas netizen. Abidzar diduga memberikan tanggapan yang negatif pasca ditanya terkait kritikan netizen terhadap dirinya.
Setelah semakin diserang netizen dan banyak seruan terkait tak mau menonton film A Busiiness Proposal, Abidzar kemudian mengunggah pernyataan maaf, bersama dengan rumah produksi Falcon Pcitures.
“Saya memohon maaf untuk semua yang telah tersakiti atas sikap, perbuatan dan ucapan saya yang salah,” kata Abidzar, dikutip Holopis.com, Selasa (4/2).
Baca juga :
Tak ada topik yang sama dalam seminggu terakhir.
Abidzar juga tak lupa untuk mengucapkan ucapan terima kasih kepada yang sudah memberikan kritikan dan juga pelajaran berharga untuknya.
“Terima kasih buat kalian semua, sudah memberikan saya pelajaran yang sangat berharga,” kata Abidzar.
Berbeda dari kata-kata yang ia ucapkan ketika wawancara, kali ini Abidzar mengatakan bahwa kritikan yang ia terima akan menjadi pembelajaran untuknya.
“Hal ini menjadi pembelajaran yang besar untuk saya dalam berproses menjadi seseorang yang dewasa dan bijaksana,” pungkasnya.
Abidzar Tak Mau Tanggapi Komentar Netizen
Sebelumnya, Abidzar mengatakan ia tak mengingat komentar-komentar kritikan netizen karena menganggap komentar tersebut.
“Nggak ada yang gue inget sih, ngapain juga diinget – inget, mereka juga nggak bakal di undang nanti premiere,” kata Abidzar.
Jawaban Abidzar pun langsung dinilai oleh netizen tidak profesional dan membuat banyak yang mengaku menolak untuk menonton A Business Proposal versi Indonesia itu.
Alhasil, rumah produksi film Falcon Pictures pun mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa film A Business Proposal versi Indonesia itu telah dibuat sedemikia rupa oleh banyak tokoh-tokoh perfilman Indonesia dengan sangat hati-hati.
“Webtoon ini kami adaptasi karena kecintaan kami terhadap ceritanya, baik dalam versi webtoon dan serial. Oleh karena itu, kami berhati-hati dalam prosesnya. Hasil adaptasi ini adalah hasil kerja dan usaha lebih dari 100 orang kru dana 20 seniman, muda dan senior, termasuk Eyang Slamet Rahardjo, Pakde Indro Warkop dan mbak Indy Barends,” tulis surat terbuka dari Falcon Pictures.
Setelah memberitahu bahwa alur cerita film ini dibuat sedemikian rupa, Falcon Pictures juga mengatakan bahwa mereka sangat menghormati cerita asli sembali mengangkat isu yang ada di antara masyarakat Indonesia.