JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Budi Santoso menyampaikan kesediaan Indonesia untuk menjadi tuan rumah pertemuan Komite Gabungan Bidang Perdagangan dan Investasi (Joint Trade and Investment Committee/JTIC) ke-4 yang berlangsung tahun ini.
Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Zafrul di Putrajaya, Malaysia, pada Minggu (26/1) lalu.
Mendag menyampaikan, bahwa Indonesia dan Malaysia sama-sama memandang penting peran JTIC Indonesia-Malaysia dalam meningkatkan hubungan dagang kedua negara.
Baca juga :
- Buntut Penembakan WNI di Malaysia, Presiden Prabowo Wanti-Wanti Risiko Menyelundup
- Prabowo dan Anwar Ibrahim Tertawa Lepas karena Pajangan Mobil F1
- RI-Malaysia Sepakat Perkuat Kerja Sama di Industri Kelapa Sawit
- RI-Malaysia Sepakat Peran JTIC Penting untuk Tingkatkan Hubungan Dagang
- Gencatan Senjata di Palestina, Prabowo : Kita Berharap ini Akan Bertahan
Dia mengatakan, komite gabungan menjadi salah satu instrumen untuk mengeksplorasi berbagai peluang dagang dan investasi Indonesia dan Malaysia.
“Indonesia dan Malaysia memandang penting peran JTIC Indonesia-Malaysia sebagai forum bilateral antara kedua negara untuk membahas isu perdagangan dan investasi,” ujar Mendag dalam pers rilis, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (28/1).
“Kami juga menyampaikan kepada Menteri Zafrul bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah pelaksanaan JTIC ke-4,” sambungnya.
Dalam pertemuan, kedua menteri juga membahas berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Malaysia. Indonesia dan Malaysia juga akan mempererat kolaborasi untuk mengatasi hambatan-hambatan perdagangan bagi komoditas ekspor kedua negara.
Sebagai informasi, bahwa total perdagangan antara Indonesia dengan Malaysia pada periode Januari—November 2024 mencapai USD 21,1 miliar. Ekspor Indonesia ke Malaysia tercatat sebesar USD 10,9 miliar dan impor Indonesia dari Malaysia USD 10,1 miliar. Maka, surplus perdagangan Indonesia terhadap Malaysia tercatat sebesar USD 800 ribu.
Pertumbuhan nilai perdagangan kedua negara dalam lima tahun terakhir, yakni sejak 2019 hingga 2023 tercatat mencapai 13,8 persen.
Pada tahun 2023, Malaysia adalah tujuan ekspor ke-6 dan sumber impor ke-5 bagi Indonesia. Total perdagangan kedua negara pada saat itu mencapai USD 23,2 miliar, dengan rincian ekspor Indonesia ke Malaysia USD 12,5 miliar dan impor Indonesia dari Malaysia USD 10,8 miliar.
Dengan demikian, surplus perdagangan Indonesia terhadap Malaysia pada tahun 2023 tercatat sebesar USD 1,7 miliar.
Adapun untuk komoditas ekspor nonmigas utama Indonesia ke Malaysia, antara lain, bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati maupun hewani, kendaraan, besi dan baja, serta tembaga.
Sedangkan komoditas impor nonmigas utama Indonesia dari Malaysia, antara lain, reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis; plastik; mesin dan perlengkapan elektronik; bahan kimia organik; serta besi dan baja.