JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto angkat bicara perihal insiden penembakan yang dialami oleh 5 WNI (Warga Negara Indonesia) di negara Malaysia beberapa waktu lalu.
Presiden Prabowo berharap adanya investigasi yang dilakukan dengan baik oleh pemerintah Malaysia atas kejadian tersebut.
“Ya itu sedang kita berharap adanya investigasi,” kata Presiden Prabowo dalam pernyataannya di Jakarta pada Kamis (30/1).
Baca juga :
- Prabowo Tetap Lanjutkan Aksesi OECD Meski Indonesia Sudah Gabung BRICS
- Diluncurkan 24 Februari 2025, Ternyata Begini Arti Nama Danantara
- Eksportir Tak Patuh Aturan Baru DHE SDA, Siap-siap Gak Bisa Ekspor
- Prabowo Bakal Luncurkan BPI Danantara 24 Februari 2025
- Kebijakan DHE SDA Berlaku 1 Maret, Devisa Bisa Capai USD 100 Miliar
Presiden bahkan menyakini bahwa pemerintah Malaysia bisa melakukan penyelidikan dengan baik atas insiden penembakan WNI tersebut. Pasalnya, Prabowo mengakui bahwa saat pertemuan dengan PM Malaysia, pihaknya sudah melakukan pembicaraan mengenai masalah tersebut.
“Itu secara garis besar akan dibicrakan. Kita juga yakin bahwa pihak Malaysia akan melakukan penyelidikan yang terbaik,” tegasnya.
Kendati demikian, Presiden Prabowo pun mewanti-wanti masyarakat Indonesia untuk tidak mencoba-coba menyelundup ke negara asing secara ilegal/
“Tapi sekali lagi saya ingatkan bahwa jangan mau ikut ikut dalam kegiatan ilegal. Kalau nyelundup ke negara asing resikonya negara asing akan bertindak,” tandasnya.
Bahkan, Presiden berharap agar tidak ada lagi masyarakat yang mudah dibohongi dengan janji-janji pihak tertentu walau pada akhirnya menjadi korban penyelundupan.
“Jadi rakyat kita jangan mau dibohongi sindikat sindikat yang berjanji ini berjanji itu. Kita waspada kita ingatkan,” tutupnya.
Sebelumnya, APMM melakukan penembakan terhadap sebuah kapal di perairan Tanjung Rhu, Selangor saat berpatroli, pada 24 Januari 2025, sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat. Penembakan dilakukan setelah para penumpang kapal diduga melakukan perlawanan.
Selain melukai empat orang WNI, Insiden ini menyebabkan satu orang WNI lainnya meninggal dunia. Namun menurut keterangan WNI yang terluka, mereka tidak melakukan perlawanan.