JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penerbitan efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS) menorehkan peningkatan kinerja yang signifikan pada awal tahun 2025.
Sampai dengan pekan kedua 2025, atau 10 Januari 2025, total nilai emisi surat utang telah mencapai Rp7 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, total nilai tersebut berasal dari lima emisi yang diterbitkan oleh empat emiten penerbit.
“Hingga saat ini, telah diterbitkan 5 emisi dari 4 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp7,0 triliun,” katanya kepada wartawan, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (12/1).
Dia menyebut, penerbitan surat utang masih berpeluang untuk berlanjut, seiring dengan tren penurunan suku bunga yang memungkinkan perusahaan untuk mencari permodalan alternatif dari surat utang.
BEI mengungkapkan, bahwa ada antrean 13 emisi dari 11 perusahaan yang masih berada dalam pipeline penerbitan EBUS pada tahun 2025 ini.
Pipeline ini mencakup berbagai sektor strategis, di antaranya 2 emisi dari sektor bahan baku, 3 dari sektor energi, 5 sektor keuangan, dan 1 dari sektor konsumer nonsiklikal.