HOLOPIS.COM, JAKARTA – Video bokep yang diduga diperankan oleh Kapolres Ngada Nonaktif, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmadja dengan tiga orang anak di bawah umur viral di Australia. Diduga, video bokep yang merupakan video aksi pencabulan itu dijual oleh Fajar.
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang, Imelda Manafe menyampaikan, bahwa hal itu terungkap dari adanya laporan dari Pemerintah Australia.
“Karena bocornya di sana (Australia), maka Pemerintah Australia menyampaikan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan (dan Perlindungan Anak) RI,” kata Imelda dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (11/3) sore.
Senada, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTT, Kombes Pol Patar Silalahi membenarkan perihal video bokep tersebut.
Dia pun menjelaskan, bahwa kasus video bokep anggota polisi itu terungkap karena Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri mendapatkan informasi dan rekaman video dari Australian Federation Police (AFP) atau Polisi Federal Australia.
Adapun informasi tersebut mengenai dugaan kekerasan seksual yang dilakukan terhadap seorang anak di Kota Kupang, NTT.
Selanjutnya, surat tersebut diterima oleh Polda NTT dari Divhubinter Polri pada Kamis, 23 Januari 2025 lalu. Dalam surat itu menyatakan adanya kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh salah seorang anggota Polri.
Setelah itu, Ditreskrimum Polda NTT langsung melakukan penyelidikan dan melakukan klarifikasi terhadap pemilik hotel di Kota Kupang itu. Polisi kemudian memeriksa tujuh orang sebagai saksi, termasuk pengelola dan petugas hotel.
“Akhirnya itu pada Jumat (14 Februari 2025), baru kami mendapatkan hasil penyelidikannya. Bahwa benar terjadinya kekerasan seksual terhadap anak,” terang Patar.
Patar kemudian menambahkan, bahwa Fajar diketahui memesan kamar hotel menggunakan identitas berupa fotokopi Surat Izin Mengemudi (SIM). Sehingga dalam penyelidikan juga terungkap hal tersebut.
“Dalam pengecekannya, ternyata anggota Polri di Polda NTT. Untuk memastikan, maka kami mencari data di SDM Polda NTT,” jelas Patar.