JAKARTA – Rusia tampaknya tak mau tinggal diam setelah beberapa kali diserang oleh Ukraina dengan rudal milik Amerika Serikat dan Inggris. Kali ini, Rusia membalas serangan dengan menembakkan rudal balistik jarak menengah hipersonik ke wilayah kota Dnipro.
Hal ini pun membuat perang antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat. Dalam pernyataannya, Presiden Rusia Vladimir Putin membenarkan bahwa Moskow menyerang fasilitas militer Ukraina menggunakan sebuah rudal balistik bernama Oreshnik.
“Konflik regional di Ukraina yang sebelumnya diprovokasi oleh Barat telah memperolah unsur-unsur yang bersifat global,” kata Vladimir Putin, dikutip Holopis.com, Jum’at (22/11).
Putin juga tidak menutup kemungkinan bahwa serangan berikutnya bisa saja terjadi setelah serangan ini.
Ukraina dan Rusia Sama-sama Semakin Ganas
Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, Ukraina tampaknya semakain ganas melawan Rusia, hingga tidak memberikan momen kosong sama sekali kepada Rusia. Setelah menyerang Rusia dengan rudal jarak jauh milik Amerika Serikat, mereka kemudian menyerang Rusia dengan rudal milik Inggris.
Ukraina menembakkan rudal jelajah Storm Shadow Inggris ke Rusia pada hari Rabu (20/11). Senjata tersebut diizinkan untuk digunakan pada sasaran Rusia. Sementara itu Rusia mengatakan, jika Ukraina menyerang mereka dengan senjata-Barat, maka mereka hanya akan memperburuk keadaan.
Sebelum Inggris, Amerika Serikat sudah memberikan izin yang kontroversial kepada Ukraina untuk menggunajan senjata milik mereka dan menyerang Rusia. Tak hanya Inggris yang menolak untuk berkomentar seolah cuci tangan, Amerika Serikat juga menolak untuk memberikan komentar terkait serangan itu. Kemudian pihak Rusia menjelaskan bahwa sikap Amerika Serikat yang sangat berbahaya itu, bisa memicu Perang Dunia III.
“Keputusan Washington untuk membiarkan Ukraina menyerang jauh ke Rusia dengan rudal jarak jauh AS dapat memicu Perang Dunia II dan akan mendapatkan respons yang cepat,” demikian disampaikan Wakil Ketua Pertama Komite Urusan Internasional Majelis Tinggi Rusia, Vladimir Dzahabarov.
Sementara itu, Putin memberikan peringatan bahwa jika ATACMS di gunakan, berarti aliansi NATO sudah menyatakan perang dengan Rusia.
Saat ini masih belum diketahui ada berapa banyak ATACMS yang ada di gudang Ukraina. Rudal tersebut dibuat oleh kelompok pertahanan AS Lockheed Martin dan memiliki jangkauan tertinggi 300 km.