HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani merespon soal kondisi perekonomian Indonesia yang selama 5 bulan berturut-turut mengalami deflasi.

Berbeda dengan kebanyakan ekonom yang khawatir dengan kondisi tersebut, Sri Mulyani justru menganggap deflasi yang terjadi selama berbulan-bulan itu sebagai hal yang positif bagi perekonomian nasional.

Pernyataan tersebut disampaikan Sri Mulyani lantaran dirinya melihat kondisi tersebut menjadi sebuah perkembangan yang positif bagi saya beli masyarakat kelompok menengah ke bawah yang belakangan ini terus tertekan.

“Itu menurut saya merupakan suatu perkembangan yang positif karena ini akan sangat menentukan daya beli masyarakat terutama kelompok menengah bawah yang pengeluaran untuk makanan itu paling besar,” ujarnya dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (4/5).

Bendahara negara itu mengatakan, bila melihat pada inflasi inti sepanjang September 2024 memang masih tercatat cukup tinggi, yakni sebesar 0,09 persen secara tahunan dan 0,16 persen secara bulanan.

Sementara untuk inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) mengalami deflasi 1,34 persen secara bulanan pada September 2024. Sedangkan secara tahunan, inflasi volatile food turun cukup dalam dari 3,04 persen menjadi 1,43 persen pada Agustus 2024.

“Ini artinya demand masih tinggi meskipun disampaikan di situ juga ada harga emas, di mana kenaikan harga emas di dalam core inflation pasti mempengaruhi,” ungkap Sri Mulyani.

Diberitakan Holopis.com sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali mencatatkan deflasi pada periode bulan September 2024, yakni sebesar 0,12 persen secara bulanan atau month to month (mtm).

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, bahwa deflasi yang terjadi pada September 2024 ini lebih tinggi bila dibandingkan bulan sebelumnya, yakni bulan Agustus yang mencapai 0,03 persen mtm.

“Atau terjadi penurunan IHK dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024,” ujar Amalia dalam konferensi pers rilis data BPS, Senin (2/10).

Sementara itu, IHK secara tahunan mencatatkan inflasi sebesar 1,84 persen year on year (yoy). Angka ini lebih rendah dari inflasi di bulan sebelumnya yang sebesar 2,12 persen yoy. Sedangkan untuk inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 0,74 persen year to date (ytd).

Amalia menuturkan, deflasi pada September 2024 yang merupakan deflasi kelima secara bulanan di tahun 2024 ini lebih dalam jika dibandingkan dengan deflasi pada Agustus 2024.