HOLOPIS.COM, JAKARTA – Istilah gemoy dan santuy yang melekat dengan gaya Paslon Capres-Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, justru direspon oleh banyak pihak, dengan mendegradasi kedua istilah tersebut.
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani menjelaskan bahwa istilah gemoy dan santuy merupakan alah satu kreasi dan innovasi di ruang politik Indonesia yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Kesenangan orang-orang terhadap Prabowo Subianto meningkat tajam. Itu meningkat karena suasana para milenial sekarang gandrung terhadap pasangan ini. Kegandrungan itu disebabkan kita melakukan inovasi dan kreasi terhadap kebutuhan jaman hari ini,” ujar Muzani dalam konsolidasi kader Gerindra Kota Bogor, Selasa (29/11) yang dikutip Holopis.com.
“Maka Pak Prabowo yang posisinya seperti itu dikemas menjadi gemoy. Tapi kreativitas yang menjadi gemes kepada Prabowo akhirnya menimbulkan efek positif di kalangan milenial dan gen Z,” sambungnya.
Muzani menambahkan, gemoy atau gimmick bukan sesuatu yang melanggar prinsip demokrasi karena rakyat pada akhirnya akan menentukan pilihannya di kotak suara.
“Kita tenang-tenang saja menghadapi kritik, hujatan, hoaks dan fitnah dengan cara itu. Lantas itu dianggap sebagai sebuah cara yang menghilangkan substansi demokrasi dan tidak menawarkan gagasan ide dalam demokrasi,” jelasnya.
“Substansi demokrasi adalah kemampuan kita meyakinkan pemilih agar rakyat tertarik terhadap apa yang mereka harapkan. Gemoy atau gimmick bukan sesuatu yang melanggar prinsip demokrasi karena rakyat pada akhirnya akan menentukan pilihannya di kotak suara,” imbuh Muzani.
Muzani menganggap pihak-pihak yang menyerang Prabowo-Gibran karena kegandrungan milenial atas gemoy itu disebabkan ketidakmampuan pihak lain untuk mengisi ruang kreativitas dan inovasi dalam berpolitik.
“Jangan serang kami ketika kreativitas dan inovasi yang kita lakukan dengan santuy, dengan gemoy dianggap menghilangkan substansi demokrasi. Ini situasi yang kita hadapi hari ini dan saya berharpa semua kader Gerindra tenang-tenang saja, santai-santai saja, senyumin saja,” pungkas Muzani.