HOLOPIS.COM, JAKARTA – Aktivis dan pegiat Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar mengajak masyarakat Indonesia dan dunia untuk bisa melihat seperti apa penderitaan masyarakat Palestina akibat serangan brutal dan peperangan antara militer Hamas dan zionis Israel.

Maka peran aktif dan kepekaan dunia internasional menjadi sangat penting karena banyak anak-anak, perempuan dan dhuafa yang tak berdosa menjadi sasaran misil yang menghantam kawasan mereka.

“Saat ini yang paling penting adalah membangun suatu tuntutan se-global mungkin, tentang penghentian kekerasan dari dua belah pihak, itu yang utama, bukan saling menyalahkan,” kata Haris dalam keterangannya di kantor Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu seperti dikutip Holopis.com.

Ia menilai bahwa peperangan antara Israel dan Palestina tampaknya masih akan berlanjut, sehingga perhatian dunia internasional jangan sampai lepas. Bahwa jelas di dalam peristiwa itu ada pelanggaran HAM yang tidak boleh dibiarkan.

“Karena jika kekerasannya tidak berhenti, maka sudah pasti melihat ke belakang, jumlah korban akan bertambah banyak. Satu orang dalam HAM, mereka bisa mengalami berbagai macam bentuk pelanggaran,” ujarnya.

Setiap kali ada serangan militer yang terjadi antar dua negara ini, muncul angka-angka baru jumlah korban baik yang meninggal dunia maupun yang luka-luka. Hanya saja, ia memandang bahwa masyarakat Indonesia termasuk dunia hanya sebatas melihat angka yang terjadi di depan mata saja.

Padahal kata Haris, bisa jadi 1 orang yang masuk ke dalam daftar angka itu tidak hanya sekali saja mengalami serangan itu, bahkan bisa berkali-kali yang mengantam fisik maupun psikis mereka.

Kadang simplifikasi teknologi bahasa dan informasi hanya menyebutkan angka, tapi yang terjadi sebetulnya dalam setiap angka yang ada dalam jumlah itu mengalami beragam hal.

“Orang kadang-kadang tidak mau baca setiap angka yang ada di dalam jumlah itu dia mengalami horor yang seperti apa, ada yang ditembak, setelah ditembak atau kena rudal dia tidak dapat pelayanan medis, kita tidak tahu berapa lama dia tidak dapat pelayanan medis, setelah itu terjadi apa kita tidak tahu,” tuturnya.

Oleh sebab itu, ia mengajak semua masyarakat Indonesia dan dunia bisa membuka mata lebih lebar lagi terhadap penderitaan yang dialami masyarakat Palestina akibat peperangan yang terjadi antara militer negara mereka dengan Israel.

“Jadi lewat forum ini saya ingin permasalahkan bahwa jangan anggap enteng dengan angka, karena setiap angka itu terdiri dari satuan jiwa yang punya martabat yang mengalami berbagai peristiwa,” tegasnya.

“Jadi, saya ingin sekali kita memperluas narasi, secara terus-menerus bahwa harus ada penghentian situasi yang buruk, saya yakin ini akan bertambah buruk,” Haris Azhar.