JAKARTA, HOLOPIS.COM – Ekonom senior, Rizal Ramli menilai, kebijakan pemerintah terkait ekspor minyak goreng terkesan sembarangan dan ngawur. Sebab, harga minyak goreng masih mahal, petani dirugikan, dan negara lain lebih diuntungkan.
“Kok bikin kebijakan ngawur soal larangan ekspor: aturan tidak efektif (harga minyak goreng masih mahal, petani dirugikan, negara lain diuntungkan),” tulis Rizal Ramli dalam akun twitter-nya @ramlirizal, Jumat (20/5).
Menko Ekuin era Pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini juga menyinggung banyak menteri yang menjabat tidak kompeten dan sibuk untuk kampanye Pilpres 2024, dan hal tersebut merugikan rakyat seakan jadi ‘kelinci percobaan’
“Menteri-menteri yang tidak kompeten, dan sibuk nyopras-nyopres eh Senin, kebijakan dihapus, keterlaluan rakyat jadi kelinci coba coba,” sesal Rizal Ramli.
Sebelumnya, Jokowi berencana membuka kembali ekspor minyak goreng dan bahan baku pada 23 Mei 2022.
Jokowi menjelaskan, pencabutan larangan ekspor minyak goreng karena pasokan dan harga minyak goreng saat ini.
Selain itu pertimbangan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit baik petani pekerja, dan juga tenaga pendukung lainya.
“Maka saya memutuskan bahwa ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022,” kata Jokowi, Kamis (19/5).
Presiden Jokowi juga memastikan, ia dan jajarannya terus melakukan pemantauan sekaligus mendorong berbagai langkah untuk memastikan ketersediaan minyak goreng bagi masyarakat, sejak larangan ekspor diberlakukan bulan lalu.
Menurut Presiden, kebutuhan nasional untuk minyak goreng curah sekira 194 ribu ton per bulan, tetapi pada Maret sebelum larangan ekspor diberlakukan, pasokan yang ada di pasar domestik hanya mencapai 64,5 ribu ton.
“Alhamdulillah pasokan minyak goreng terus bertambah…setelah dilakukan pelarangan ekspor di bulan April pasokan kita mencapai 211 ribu ton per bulannya, melebihi kebutuhan nasional bulanan kita,” katanya.
Sementara dari aspek keterjangkauan harga minyak goreng, Jokowi menyampaikan terdapat penurunan harga rata-rata nasional minyak goreng curah menjadi Rp17.200 hingga Rp17.600 per liter, turun dari sekira Rp19.800 per liter sebelum pelarangan ekspor diberlakukan.
Kepala Negara menegaskan bahwa penambahan pasokan dan penurunan harga tersebut merupakan buah usaha bersama pemerintah, BUMN dan juga kalangan swasta.
“Walaupun memang ada beberapa daerah yang saya tahu harga minyak gorengnya masih relatif tinggi. Tapi saya meyakini dalam beberapa minggu ke depan harga minyak goreng curah akan semakin terjangkau menuju harga yang kita tentukan karena ketersediaannya semakin melimpah,” tandas Jokowi.