JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG berpotensi mengalami pullback jangka pendek dalam beberapa hari ke depan, meskipun indeks terus menguat dalam beberapa hari terakhir, termasuk pada perdagangan Rabu (11/12) kemarin.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan melihat IHSG pada perdagangan Rabu (11/12) memang lanjut menguat. Akan tetapi, pola-pola marubozu terhenti di dua hari terakhir.
Hal tersebut, kata Valdy, mengindikasikan adanya penurunan akumulasi jual, bahkan upper-shadow panjang di Rabu (11/12) mulai mengindikasikan adanya aksi profit taking. Untuk itu, ia meminta investor untuk waspada akan potensi pullback.
“Waspadai potensi pullback jangka pendek ke kisaran 7400-7450 dalam beberapa hari kedepan,” ujarnya dalam riset harian yang dikutip Holopis.com, Kamis (12/12).
Setelah rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat, Valdy menyebut bahwa pasar kini tengah menantikan data inflasi dari sisi produsen di November 2024 yang diperkirakan akan meningkat menjadi 2.60 persen YoY dari yang sebelumnya 2.40 persen YoY.
Sebab menurutnya, kombinasi dua data inflasi, baik dari sisi produsen maupun konsumen akan menjadi perhatian utama The Fed dalam merumuskan kebijakan suku bunga pada pertemuan minggu depan.
Kemudian dari Eropa, pasar juga tengah menantikan rilis data suku bunga ECB yang diperkirakan akan dipangkas menjadi 3.15 persen YoY dari 3.40 persen YoY.
“Tujuan ECB melanjutkan tren pemangkasan suku bunga di tahun ini adalah untuk menstimulus perekonomian,” ujar Valdy.
Adapun pada hari ini, analis dari perusahaan efek tersebut memberikan sejumlah saham yang menjadi rekomendasi pihknya kepada para investor maupun calon investor, yakni KRAS, MAPI, ISAT, ENRG, JSMR dan SMGR.