HOLOPIS.COM, JAKARTA – Para pecinta film horor terus mendapatkan suguhan film-film terbaik yang hadir di layar lebar seluruh bioskop Indonesia, salah satunya ialah film terbaru dari rumah produksi Palari Film berjudul “Tebusan Dosa” yang siap tayang pada 17 Oktober mendatang.
Tidak hanya menyajikan suasanaa horor yang mencekam, film ini juga menyajikan kisah drama yang menyentuh hati.
Film yang disutradarai oleh Yosep Anggi Noen berkisah tersebut mengisahkan seorang ibu bernama Wening yang kehilangan anaknya.
Sejak itu, ia memulai perjalanan penuh misteri untuk bisa menemukan anaknya, Nirmala yang masih berumur 11 tahun. Wening digambarkan, sebagai seorang ibu yang tidak kenal lelah meski dihadapkan pada kegelapan dan ketakutan saat harus mengungkap rahasia demi menemukan anaknya tersebut.
Wening dikisahkan kehilangan Nirmala dalam sebuah kecelakaan motor di sebuah jembatan. Di mana dlaam kecelakaan tersebut, turut merenggut nyama Ibunda Wening bernama Uti. Wening merasa sangat berdosa karenamembuat ibunya meninggal dan anaknya hanyut di sungai, tapi dia percaya Nirmala masih hidup.
Dalam pencariannya, munculah Tirta seorang podcaster Saiki Tirta, berminat memviralkan tragisnya kehidupan Wening. Dengan segala upaya dan penuh harapan, Wening mencari Nirmala, termasuk meminta bantuan Tetsuya (Shogen), peneliti dari Jepang. Wening juga meminta bantuan Mbah Gowa, seorang dukun misterius. Namun, di tengah pencarian Wening selalu didatangi oleh hantu Uti Yah.
Sutradara Yosep Anggi Noen menciptakan atmosfer misteri horor realistis mencekam yang dibalut dengan drama yang kuat. Melalui latar suburban, Anggi Noen menggunakan pendekatan kengerian horor yang bukan saja dari wujud setan tetapi juga tekanan hidup yang kompleks.
Film ‘Tebusan Dosa’ menjadi film misteri horor yang menyajikan kisah menyentuh tentang cinta seorang ibu, resiliensi seorang perempuan, dan misteri yang membayangi kehidupan.
Melalui karakter Wening, penonton diajak untuk merasakan perasaan hampa dan kosong dari sebuah kehilangan, kegelisahan dalam menghadapi ketidakpastian, dan harapan yang tak pernah padam.
Dalam pencarian anaknya, tidak hanya menguji kekuatan fisik Wening, tetapi juga menguji kekuatan emosionalnya sebagai seorang ibu.
“Saya ingin penonton merasakan emosi yang kompleks dari karakter Wening. Perjuangannya adalah cerminan dari banyak perempuan yang harus berjuang dalam hidup,” kata Yosep Anggi Noen saat Screen Conference di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Rabu (9/10).