Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua DPP PDIP Puan Maharani menanggapi sikap Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang ngotot untuk memajukan pasangan Anies Baswedan dan Sohibul Iman di Pilkada Jakarta.

Puan Maharani mengungkapkan bahwa pihaknya akan berupaya melobi PKS agar mereka bisa mempertimbangkan komposisi nama yang dipaksakan oleh PKS.

“Kita tetap berupaya untuk tetap melakukan komunikasi dengan semua partai, yang pasti setiap partai punya calon unggulan,” kata Puan Maharani dalam pernyataannya pada Selasa (2/7) seperti dikutip Holopis.com.

Ketua DPR RI itu meyakini, masih cukup banyak Waktu untuk melakukan lobi-lobi agar PKS bisa mempertimbangkan nama dari parpol lain.

“Kita tetap upayakan, kan waktunya masih lama, masih sampai Agustus,” imbuhnya.

Selain itu, Puan mengungkapkan bahwa PDIP akan berkomunikasi dahulu dengan semua partai terkait Pilkada Jakarta sebelum mengumumkan pasangan cagub dan cawagub yang cocok.

“Ya, semua partai kan punya calonnya masing-masing tapi komunikasi tetap kita lakukan,” ujarnya.

“Kita lihat nanti pada waktunya mana yang bisa klop untuk bisa bareng-bareng,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) mengubah keputusan mereka perihal nama yang akan mereka usung di Pilkada Jakarta.

Di mana jika sebelumnya PKS telah memutuskan nama Sohibul Iman menjadi bakal calon gubernur, kali ini mereka memilih untuk mengusung Anies Baswedan.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan, Sohibul Iman turun jabatan untuk menjadi bakal cawagub untuk mendampingi Anies di Pilgub Jakarta.

“Dewan Pimpinan Tingkat Pusat DPTP PKS pada rapat di hari Kamis 20 Juni 2024 telah memutuskan mengusung Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon gubernur dan Bapak Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur,” kata Ahmad Syaikhu dalam pernyataannya Selasa (25/6).

Keputusan itu pun menurut Ahmad Syaikhu, berdasarkan keputusan internal PKS melalui rapat yang hari ini telah mereka gelar.

“DPP PKS mempertimbangkan usulan dari struktur DPW PKS DKI Jakarta, juga mendengarkan dari berbagai masukan para tokoh ulama habaib, tokoh-tokoh lintas agama bahkan yang datang ke DPP PKS, para agamawan, para cendekiawan serta masyarakat di DKI Jakarta,” jelasnya.