HOLOPIS.COM, JAKARTA – Desakan sekelompok orang yang meminta Budi Arie Setiadi untuk mundur dari jabatannya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) karena dianggap tak becus mengantisipasi peretasan terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) oleh hacker Brain Cipher mendapatkan respons dari relawan Prabowo, Immanuel Ebenezer.
Ketua Prabowo Mania 08 tersebut mengatakan, bahwa jika dilihat secara dekat, sebenarnya ada sedikitnya dua pihak lain yang bertanggung jawab terhadap terjadinya peretasan tersebut.
Keduanya, sebut pria yang karib disapa Noel ini, yakni, lembaga Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai cyber security dan PT Telkom Sigma (anak perusahaan PT Telkom Tbk) sebagai provider jaringan layanan pusat data nasional.
Meski demikian, sambung Noel, Budi Arie Setiadi tidak menyalahkan pihak lain dalam kasus ini, termasuk tak mau menyalahkan BSSN dan Telkom yang menjadi mitra kerja Kominfo.
“Budi Arie Setiadi kan tak pernah menuding pihak lain. Dia menerima semua kritik dengan legawa, terus bekerja mencari jalan keluar. Saya tahu persis, Budi Arie sudah bekerja keras,” kata Noel kepada Holopis.com di Jakarta, Selasa (2/7).
Untuk itu, Noel meminta masyarakat untuk menyokong Menkominfo Budi Arie Setiadi agar terus bekerja keras dalam mengatasi kasus peretasan.
Noel berpendapat, fakta PDNS bisa dibobol adalah gambaran kualitas sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air. Di mana negara menganggap bahwa mereka mempunyai SDM mumpuni dalam teknologi informatika, namun nyatanya ancaman peretasan masih ada.
Hal ini pula menjadi gambaran kualitas manajemen perusahaan yang diberi tugas mengelola data nasional. Sebab pada faktanya, PT Lintas Arta (anak perusahaan PT Indosat Tbk) yang juga mengelola PDNS, sampai sejauh ini aman-aman saja.
“Perusahaan yang diberi tugas mengelola penyimpanan data, hendaknya diaudit oleh lembaga terkait. Harus ada sebab yang jelas, mengapa data kita bisa dibobol,” pungkas Noel.
Desakan Budi Arie Mundur
Sebelumnya, Southeast Asian Freedom of Expression Network (SAFEnet) meminta agar Budi Arie Setiadi untuk mundur dari jabatannya sebagai Menteri Kominfo. SAFEnet menilai Budi Arie seharusnya bertanggung jawab atas serangan ransomware pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).
“Sebagai lembaga negara yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan data dan informasi, termasuk keamanannya, sudah seharusnya Kominfo juga bertanggung jawab terhadap serangan ransomware pada PDNS saat ini. Untuk itu, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi harus mundur sebagai pertanggungjawaban dan meminta maaf secara terbuka terhadap situasi ini,” kata SAFEnet dalam siaran persnya, Jumat (28/6).
Selain itu, SAFEnet juga meminta Kominfo dan BSSN harus mengaudit keamanan semua teknologi dan sumber daya manusia keamanan siber negara yang saat ini digunakan.
“Pak Menteri, cukuplah semua kelalaian ini. Jangan jadikan data pribadi kami sebagai tumbal ketidakmampuan Anda. MUNDURLAH!” jelasnya.
Menurut pemantauan SAFEnet, selama dua tahun terakhir terjadi kebocoran data pribadi setidaknya 113 kali, yaitu 36 kali pada 2022 dan 77 kali pada 2023.
“Jumlah itu jauh lebih sedikit dibandingkan temuan lembaga keamanan siber Surfshak yang menemukan lebih dari 143 juta akun di Indonesia menjadi korban kebocoran data hanya sepanjang tahun 2023. Jumlah tersebut membuat Indonesia berada di urutan ke-13 secara global sebagai negara yang paling banyak mengalami kebocoran data,” ujarnya.
Desakan SAFEnet agar Budi Arie mundur dilancarkan lewat petisi di situs Change.org. Petisi berjudul “PDNS Kena Ransomware, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi Harus Mundur!” ini telah mendapatkan 21.763 tanda tangan dari publik saat berita ini diunggah.