Holopis.com HOLOPIS.COM, MADIUN – Seorang pria asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kusnawan (45) nampaknya tidak ingin menyia-nyiakan momentum Idul Adha 1445 H untuk menjaring rezeki, dengan menjual kambing untuk kebutuhan hewan kurban.

Kusnawan yang diketahui pernah berprofesi sebagai seorang wartawan media online itu telah membuka lapak untuk menjual puluhan ekor kambing miliknya di pinggir Jalan Diponegoro, Kecamatan Mejayan, Madiun.

Dia mengaku, kambing kurban dagangannya tergolong laris diburu pembeli, dimana puluhan ekor kambing kurban miliknya sudah terjual. Hal itu tak terlepas dari pola berdagangnya yang lebih mengutamakan kuantitas pembeli ketimbang keuntungan.

Ayah dari dua anak itu mengaku menerapkan pola berdagang ‘untung sedikit’ di setiap ekor kambing, tapi pembeli membludak. Ketimbang untung banyak, namun yang beli hanya satu atau dua orang saja.

Harga yang dipatoknya pun terbilang cukup terjangkau jika dibandingkan dengan penjual kambing kurban lainnya, dimana seekor kambing dia patok dengan harga antara Rp 3 juta sampai Rp 3,5 juta.

“Untung gak perlu banyak-banyak, Mas. Tapi pembelinya yang banyak. Ketimbang untung banyak, tapi cuma laku dua ekor. Kambing lainnya gak terbeli, rugi,” terang Kusnawan, seperti dikutip Holopis.com Jatim, Rabu (12/6).

Kusnawan mengaku sudah menjual puluhan ekor kambing kurban, sejak di membuka usahanya sepuluh hari lalu. Harga yang dipatoknya

Untuk menopang usahanya, Kusnawan mempekerjakan dua orang tenaga lokal. Dua pekerja itu diberikan upah sebesar Rp 75 ribu per hari, serta mendapat dua kali makan dan rokok.

Para pekerja bertugas merawat kambing, mulai dari membersihkan kandang, membuang kotoran, memandikan kambing, menjaga kambing saat tengah malam dan kegiatan terkait lainnya.

Untuk kebutuhan pakan ternak, Kusnawan membelinya dari petani setempat dengan harga Rp 80 ribu per sepeda motor. Lantaran jumlah ternaknya banyak, lanjutnya, dalam sehari dia bisa memesan 4 angkut motor pakan ternak.

Atas hal itu, Kusnawan pun berharap hasil dari usahanya berjualan kambing kurban bagi dirinya maupun bagi para pihak yang terlibat, seperti pekerja dan penjual rumput.

“Insyaallah keuntungan penjualan kambing ini berkah barokah, Mas. Keuntungan saya bagi ke pekerja sebagai upah. Juga penjual rumput sebagai pakan ternak. Mumpung bulan baik, kapan lagi kita meningkatkan nilai ibadah, Mas,” tuturnya.

Adapun puluhan kambing dagangannya itu dibelinya dari para peternak di kampungnya sendiri, yakni Desa Kare. Desa Kare merupakan lereng Gunung Wilis yang sejuk segar, sehingga menghasilkan kambing yang sehat dan berkualitas.

Hingga hari ini, kambing kurban jualannya tinggal 15 ekor. Kusnawan optimis, hewan dagangannya akan habis terjual sampai menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Senin 17 Juni 2024 mendatang.