HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sebagai seorang pengamat politik, Sunano menyampaikan pandangannya terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024, khususnya tentang peran media sosial untuk mem-branding para pasangan calon (Paslon).

Pria yang karib disapa Nano tersebut menyampaikan, bahwa penggunaan medsos sangat dominan untuk menjadi media para paslon untuk promosi, itu karena sangat mudahnya dan sudah banyaknya masyarakat yang mengakses.

“Kalau pemilih pemuda saat ini, saya amati sih masih menggunakan medsos, WhatsApp itu masih dominan, terus IG (Instagram), terus TikTok juga, jadi media-media itu yang banyak diakses oleh pemilih pemula dan pemilih pemuda,” kata Nano kepada Holopis.com. beberapa waktu yang lalu.

Ia mengatakan bahwa efektifitas para paslon dengan cara membuat branding image sangat penting, supaya para pemilih dapat menangkap pesan dan kesan dari para kandidat yang sedang berkontestasi saat ini.

“Jadi efektifitas itu kalau kandidat atau calon ini punya branding, ini yang kemudian jarang secara kuat branding itu menempel di kandidat. Nah, ketika calon itu punya branding, pemilih pemuda itu sanggup menangkap pesan dan kesan yang kuat,” tuturnya.

Kemudian, Nano juga memberikan contoh seperti Prabowo Subianto yang membranding dirinya dengan istilah Gemoy, serta Anies dengan gagasan perubahannya. Menurut Sunano, contoh seperti itu bisa sangat mudah melekat di benak para calon pemilih.

“Misalkan begini, pak Prabowo dibrandingkan Gemoy, terus Anies perubahan gitu, ini masing-masing melekat, tinggal pemilih menentukan sikap bahwa dilihat dari konten-konten yang muncul itu punya kecenderungan ke mana, saya kira gitu,” sambungnya.