HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hastag TerorisPilih4nies (TerorisPilihAnies) saat ini tengah menjadi trending topic di media sosial Twitter/X. Setidaknya, ada sekitar 4,7 ribu orang menggunakan hastag tersebut di plaform media sosial milik Elon Musk tersebut pada hari ini, Rabu (17/1).

Saat ditelusuri Holopis.com, hastag itu muncul pasca adanya statemen dari Pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang menyatakan mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024.

Dalam sebuah audio yang viral di media, Abu Bakar menyatakan bahwa Anies Baswedan adalah sosok yang wajib dipilih dalam Pilpres 2024, karena yakin Indonesia menegakkan Khilafah jika Capres yang didukung NasDem, PKS dan PKB tersebut menang.

“Dari calon presiden 3 itu yang paham Islam hanya 1 yaitu yang nomor satu, namanya Anies Baswedan. Itu yang wajib kita pilih karena nanti kalau dia terpilih menjadi presiden insya Allah dia banyak menguntungkan Islam, dia akan berusaha untuk mengatur negara ini dengan hukum-hukum islam,” kata Abu Bakar Ba’asyir.

Oleh sebab itu, Abu Bakar Baasyir pun menyerukan kepada seluruh pengikutnya untuk bersama-sama memenangkan Anies Baswedan karena sangat merepresentasikan gerakan Islam yang diyakninya.

“Jadi kita perlu pengikut Pilpres ini untuk membela Islam,” tegasnya.

Suara mantan terpidana terorisme tersebut dibenarkan oleh putranya, yakni Abdul Rohim.

“Iya benar. Karena beliau melihat bahwa dari paslon-paslon yang ada, sosok yang tampaknya bisa dipercaya untuk memimpin Indonesia ke depan hanya yang nomor satu,” kata Abdul Rohim.

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Abu Bakar Ba’asyir bin Abu Bakar Abud adalah tokoh muwahidin di Indonesia beraliran Jihadisme salafi yang dianggap memiliki keterkaitan dengan beberapa peristiwa dan aksi terorisme di Indonesia.

Ia dikait-kaitkan dengan jaringan terorisme afiliasi Al Qaeda di Indonesia, yakni Jamaah Islamiyah (JI). Bahkan ia menjadi tahanan dalam kasus-kasus terorisme di Indonesia, salah satunya adalah pada tanggal 3 Maret 2005, Ba’asyir dinyatakan bersalah atas konspirasi serangan bom 2002, tetapi tidak bersalah atas tuduhan terkait dengan bom 2003. Dia divonis 2,6 tahun penjara.

5 tahun kemudian, yakni pada tanggal 9 Agustus 2010, Abu Bakar Ba’asyir kembali ditahan oleh Kepolisian RI di Banjar Patroman atas tuduhan membidani satu cabang Al Qaida di Aceh. Lantas pada tanggal 16 Juni 2011, ia dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena dinyatakan terlibat dalam pendanaan latihan teroris di Aceh dan mendukung terorisme di Indonesia.

Dan pada tanggal 8 Januari 2021, pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tersebut dinyataka bebas murni dan menghirup udara segar usai keluar dari Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat dan kembali menjalakan aktivitasnya sebagai pimpinan ponpes Al Mu’min Ngruki sampai saat ini.