HOLOPIS.COM, JABAR – Mahfud MD sesumbar bahwa dirinya tidak pernah menjajakan dirinya agar dipinang menjadi calon wakil presiden oleh setiap capres yang ada.
Bahkan, dalam kampanyenya pada Jumat (15/12), Mahfud MD mengklaim tidak pernah muncul di permukaan tidak seperti nama Erick Thohir sampai Ridwan Kamil.
“Saya itu menjadi calon wakil presiden itu diminta, bukan menawarkan diri. Karena pada waktu itu yang ramai dibicarakan dari Jawa Barat Pak Ridwan Kamil, ada Erick Thohir, Bu Khofifah, Airlangga Hartarto, semua kan? Saya enggak,” kata Mahfud MD dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (16/12).
Mantan hakim konstitusi itu kemudian menyebut bahwa dirinya hanya menggunakan syariat agama ketika berbicara mengenai sosok pemimpin.
“Karena saya berpegangan pada pedoman syariat menjadi pemimpin itu jangan rebutan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Mahfud pun mengaku juga kaget ketika dirinya didatangi oleh empat petinggi partai politik pengusung Ganjar dan menawarkan kursi cawapres untuk dirinya.
“Saudara tahu semua, saya tidak pernah pakai iklan, tidak pernah datang, ‘Tolong dong saya dijadikan’, tidak. Tidak pakai, tidak minta, survei juga tidak. Tapi tiba-tiba saya dipanggil oleh 4 petinggi partai, Bu Mega, Pak Mardiono, Pak Oesman Sapta, dan Pak Harry Tanoe. Kaget saya. Saya tidak melamar,” terangnya.
Mahfud kemudian mengklaim bahwa dirinya sebenarnya sudah cukup tenar ketika menjadi dosen di berbagai universitas. Bahkan, dia mengakui kegiatannya ke banyak pesantren jauh sebelum menjelang Pemilu terbilang membantu.
“Saya, ‘Darimana Mahfud dikenalnya’, dari kampus jadi dosen. Kuliah ke kampus-kampus, rutin. Datang ke pesantren-pesantren seperti ini. Meskipun tidak ada pemilu, saya selalu ke pesantren sehingga mungkin aspirasi masyarakat muncul dari situ,” tukasnya.
