JAKARTA, HOLOPIS.COM- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta ITAGI tengah mengkaji laporan pembekuan darah sambil menunggu konfirmasi lebih lanjut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Imbas isu pembekuan darah di sejumlah negara Eropa dan penundaan penggunaan vaksin AtraZeneca dibanyak negara. Indonesiapun ikut menunda distribusi dan penggunaan 1,1 Juta vaksin AstraZeneca.
Permasalahan lainpun muncul, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap tantangan vaksinasi AstraZeneca yang dibayangi masa kedaluwarsa di akhir Mei. Terlebih interval atau jangka waktu pemberian dosis 1 dan 2 memakan waktu lebih lama daripada vaksin Sinovac, yaitu 9 hingga 12 minggu.
Walaupun begitujuru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi optimis vaksin AstraZeneca akan terpakai habis sebelum masa expired date tiba. Berdasarkan hitungan cakupan vaksinasi rata-rata per hari saat ini, kurang lebih 1,1 juta dosis vaksin Corona bisa diberikan dalam waktu 5 hari.
“Iya ini kita harus membuat sasaran prioritas kepada siapa 1,1 juta ini diberikan dalam 2 bulan ya,” jelas dr Nadia dikutip detikcom Selasa (16/3/2021).
“Kalau kita lihat dengan penyuntikan 250.000 per hari berarti kita hanya butuh 5 hari untuk menghabiskan ya, tetap ini tentunya perlu dilihat sasarannya ya,” lanjutnya, tanpa merinci sasaran vaksinasi AstraZeneca.
Beberapa waktu lalu, dr Nadia menyebut vaksin AstraZeneca akan digunakan untuk vaksinasi tahap kedua yaitu petugas pelayanan publik dan lansia. BPOM kini tengah mengevaluasi izin EUA untuk kedatangan vaksin AstraZeneca lainnya yang diproduksi Biologi Germany.(Tri)
Belum Digunakan, Kemenkes Yakin Vaksin AtraZeneca Habis Sebelum Kadaluwarsa Mei
Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.