HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj menghendaki pemimpin bangsa ke depan adalah sosok yang berani dan bersih.

Kiai Said menyebut salah satunya, tokoh yang memenuhi kriteria tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

“Bersih, berani, cakap, punya kapasitas, cocok jadi Capres atau Cawapres, contohnya seperti Pak Mahfud,” kata Kiai Said usai Konsolidasi Kebanhsaan Lembaga Persahabatan Ormas Islam dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOI-LPOK) di Jakarta beberapa waktu yang lalu seperti dikutip Holopis.com.

Konsolidasi Kebangsaan tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, serta beberapa unsur pimpinan perwakilan organisasi-organisasi anggota dan sahabat LPOI-LPOK.

Dalam pidatonya, Kiai Said melempar sinyal, keadilan sosial yang merupakan sila kelima dari Pancasila, bisa terwujud bila Mahfud jadi pemimpin nasional.

Mulanya, Kiai Said mengatakan, implementasi sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa sudah lumayan. Dan implementasi sila kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, juga sudah membaik. 

Implementasi sila ketiga Persatuan Indonesia juga dinilai mengalami kemajuan. Implementasi sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, juga sudah baik. 

Terakhir implementasi sila kelima, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Kiai Said melemparkan sinyal yang disambut dengan tepuk tangan riuh hadiri.

“Sila kelima keadilan sosial. Itu yang masih sampai hari ini jauh panggang dari api. Walloohu a’lamu kapan? Apa menunggu Pak Mahfud menunggu jadi presidennya?,” celetuk Kiai asal Cirebon, Jawa Barat ini.

Kiai Said yang juga Ketua Umum LPOI-LPOK ini menambahkan, spirit nasionalisme-religius, religius nasionalis, harus terus dijaga dan digelorakan.

Ini penting dilakukan agar arah dan visi bangsa Indonesia tidak melenceng dari konsep bernegara yang dicanangkan oleh para pendiri bangsa. Yakni negara perdamaian yang berbasis konsensus serta menjamin kebhinekaan.

Selain itu, pilar-pilar demokrasi harus diperkuat agar mampu mengawal Indonesia sebagai negara demokrasi dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

“Sehingga ke depan, Indonesia bisa menjadi role model negara demokrasi terbaik di dunia,” tambahnya.

Kiai Said juga menyinggung soal radikalisme. Menurutnya, Indonesia saat ini tengah berhadapan dengan ancaman ideologi dan kebhinnekaan, baik dari dalam maupun luar negeri.