Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Prof Mohammad Mahfud MD mendorong masyarakat Indonesia di luar negeri untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) dan mensukseskan pesta demokrasi yang akan berlangsung pada bulan Februari tahun 2024 mendatang.

“Kepada penyelenggara Pemilu seperti PPLN yang hadir di sini, kampanyekan pada rakyat bahwa Pemilu itu mahal, karena demi demokrasi, integrasi, dan nomokrasi, kita bersedia mengeluarkan dana besar untuk menyelenggarakan Pemilu,” ujar Mahfud MD saat berdialog dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan, yang berlangsung di Wisma Duta, kompleks KBRI, Seoul, pada Rabu (30/8) malam seperti dikutip Holopis.com.

Menko Polhukam Mahfud MD pada kesempatan itu juga mengatakan bahwa Pemilu dengan biaya yang mahal dilaksanakan secara terjadwal karena pemerintah konsisten menjaga agar demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI itu mencontohkan pengalamannya ketika berkunjung ke sebuah negara di Eropa Timur pada tahun 2007.

Jumlah masyarakat Indonesia di negara itu sangat sedikit, tapi pemerintah Indonesia tetap menyelenggarakan Pemilu dengan biaya yang tidak kecil.

“Orang Indonesia di negara itu hanya delapan belas, termasuk duta besarnya, tapi kita tetap laksanakan Pemilu disana dengan biaya yang tidak kecil” ujar Mahfud.

Oleh karena itu, Mahfud mengajak seluruh warga Indonesia di luar negeri untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada waktu pencoblosan.

“Bayangkan, untuk 18 suara saja, negara harus keluar sampai 500 juta misalnya untuk menggelar Pemilu, apalagi di Korsel ini yang suaranya mencapai 26 ribu lebih seperti kata pak Dubes tadi,” tuturnya.

Dalam sesi dialog, Mahfud menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa tentang respons anak muda yang diduga tidak akan antusias mengikuti Pemilu karena kualitas para calon, termasuk calon legislatif.

Menko Polhukam menjawab bahwa berdasarkan data yang dimilikinya, pemilih usia muda justru akan berperan penting pada Pemilu tahun depan.

“Dan jangan lupa, Pemilu memang tidak untuk mencari pemimpin yang sungguh-sungguh ideal dan sempurna, dimana pun itu tidak akan didapatkan,” lanjut Mahfud.

Pemilu menurutnya, untuk mencari pemimpin terbaik diantara para calon yang ada, yang mungkin saja dinilai jelek oleh pemilih. Pemilu juga sejatinya untuk menghindari orang jahat menjadi pemimpin.

“Tapi apa pun pilihan anda, suara anda sangat menentukan nasib dan masa depan bangsa, karena itu anda tidak boleh golput,” pungkas Mahfud.

Sebelumnya, Dubes RI untuk Korsel Gandi Sulistiyanto memaparkan bahwa Daftar Pemilih Tetap atau DPT di Korsel tergolong besar yakni mencapai 26.850 orang.

“Oleh karena itu, arahan dan penjelasan dari pak Menko Polhukam ini amat lah penting, untuk memberikan pemahaman jelang Pemilu, khususnya kepada masyarakat kita di Korsel,” ujar Gandi.

Selain didampingi Duta Besar, dialog Menko Polhukam dengan masyarakat Indonesia juga dihadiri Wakil Kepala Perwakilan KBRI Seoul, Sekretaris Kemenko Polhukam, Deputi Bidang Koordinasi Luar Negeri Kemenko Polhukam, Staf Khusus Menko Polhukam, dan pejabat dari KBRI serta Kementerian Luar Negeri.